Benarkah Saudi akan Izinkan Minum Alkohol dan Bikini?
Membiarkan alkohol, yang dilarang oleh Al-Qur’an, dikhawatirkan dapat mematik reaksi di antara orang Arab Saudi sendiri dan dunia Muslim yang lebih luas.
JERNIH-Tahun depan masyarakat yang berkunjung ke Arab Saudi sudah dapat menikmati minuman beralkohol. Pasalnya pemerintahan Raja Salman akan mengizinkan beredarnya minuman beralkohol, bersamaan dengan dibukanya sebuah resor pantai di Neom tahun depan.
Nantinya, di negeri yang dikenal dengan dua kota suci umat Islam yakni, Mekkah dan Madinah, akan dapat dinikmati anggur, koktail, hingga sampanye.
Dilansir Wall Street Journal (WSJ), media Amerika Serikat itu menyebut pertama kali melihat dokumen pengembangan kota, tertanggal Januari.
“Terletak di pulau Laut Merah bernama Sindalah, resor Neom berharap untuk menawarkan bar anggur premium, bar koktail terpisah, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup,” tulis WSJ dikutip, pada Senin (19/9/2022).
baca juga: Ini Penjelasan Ahli jika Kendaraan Listrik Terendam Banjir
“Rencana tersebut juga menyerukan toko anggur ritel dengan tampilan dinding vertikal yang mencolok,” tulis media AS itu menambahkan.
Dalam dokumen pengembangan Sindalah tertanggal Juni itu, bukan hanya memuat gambar alkohol tetapi ada juga gambar wanita berbikini dan pria bertelanjang dada. Mereka nampak bersantai di kapal pesiar bahkan mandi di kolam renang tanpa batas.
“Sindalah akan ‘menyalakan’ Laut Merah sebagai tujuan baru untuk kapal pesiar super dan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia,” kata dokumen perencanaan itu lagi.
Hingga saat ini pihak pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud maupun perwakilan Neom belum memberi konfirmasi, terkait isi dokumen yang beredar tersebut.
baca juga: Pria Ini Ngaku Anak Charles dan Camilla
Neom adalah tonggak perubahan bagi Arab Saudi di bawah pemimpin de facto, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sebagian bertujuan untuk menarik turis asing dan mendorong pengusaha asing untuk tinggal dan bekerja di sana.
Sejak Mei lalu, sudah beredar isu perizinan alkohol di Arab Saudi.
Saat itu Kepala pariwisata Neom Andrew McEvoy menjelaskan kepada surat kabar Nasional Abu Dhabi, bahwa undang-undang proyek akan sesuai dengan ‘target menarik warga asing untuk bekerja dan tinggal di wilayah itu’.
“Alkohol jelas tidak lepas dari kebiasaan,” kata McEvoy saat menjelaskan proyek tersebut pada wartawan.
Namun penjelasan McEvoy tersebut sebagian disanggah oleh pihak pemerintah. Menurut pihak pemerintah Arab Saudi, pihak Neom akan tunduk pada kedaulatan Arab Saudi tetapi memiliki undang-undang ekonomi khusus.
“Jawaban singkatnya adalah kami akan melanjutkan undang-undang kami saat ini,” kata Asisten Menteri Pariwisata Putri Haifa binti Mohammed al-Saud, pada diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia, beberapa waktu lalu.
Selama ini Arab Saudi dikenal dengan keberadaan situs-situs tersuci umat Islam. Membiarkan alkohol, yang dilarang oleh Al-Qur’an, dikhawatirkan dapat mematik reaksi di antara orang Arab Saudi sendiri dan dunia Muslim yang lebih luas. (tvl)