Bintang Liverpol Ancam Tinggalkan Lapangan Jika Terjadi Serangan Rasis
Liverpool — Giorgino Wijnaldum, gelandang Liverpool, mengancam akan meninggalkan lapangan jika mendapat serangan rasis saat berlaga di Liga Champions atau final Euro 2020.
“Saya pikir semua orang harus keluar lapangan jika mendapat serangan rasis,” ujar Wijnaldum kepada CNN Sport. “Itulah cara saya. Lagi pula untuk apa melanjutkan pertandingan.”
Wijnaldum, kini beruia 29 tahun, mengatakan sangat terpengaruh oleh sejumlah insiden rasisme yang merusak sepakbola Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Wijnaldum, jika tidak ada yang keluar lapangan saat serangan rasis terjadi, pelecehan ras oleh penonton tidak akan pernah berhenti.
Wijnaldum meraih trofi Liga Champions bersama Liverpool, Juni lalu. Ia juga bagian penting timnas Belanda yang lolos ke Euro 2020. Pekan lalu ia mencetak hat-trick saat Belanda mengempaskan Estonia lima gol tanpa balas.
Wijnaldum yakin bermain di bawah tekanan rasisme tidak akan membuat penggemar berhenti, dan melindungi pemain. Ia juga mempertanyakan siapa yang membela pemain saat terjadi serangan rasis.
Sikap Wijnaldum didukung Wilfried Zaha, pemain asal Pantai Gading yang memperkuat Crystal Palace. Sebelumnya, Mario Balotelli dibujuk untuk tidak meninggalkan lapangan ketika penonton melakukan pelecehan ras saat Brescia menghadapi Hellas Verona di Serie A Italia.
“Saya frustrasi menyaksikan semua itu, karena penonton tidak tahu apa yang dirasakan Balotelli,” ujar Wijnaldum. “Penonton yang mendukung Balotelli seharusnya ikut keluar stadion. Atau, pemain lain yang merasa bersimpati dengan Balotelli juga keluar lapangan.”
Beberapa hari lalu seluruh pemain Belanda akan menggunakan waktu satu menit saat laga dimulai untuk merenung sejenak, sebagai cara melawan rasisme. Tindakan dini diambil sebagai ungkapan simpati atas pelecehan ras yang dialami Ahmad Mendes Moreira di Eerste Divisie.