POTPOURRI

Cara Mengatasi Sikap Anti Sosial, Dampak Pandemi Covid 19

Jernih.co — Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memaksa masyarakat untuk selalu berada di rumah dan menjaga jarak sosial. Hal tersebut membuat banyak masyarakat yang mengisi hari-harinya dengan hobi atau kegiatan yang dapat dilakukan di rumah.

Seperti berkebun, merawat ikan hias, berlangganan dan menonton film, membaca novel, berolah raga di rumah, dan lainnya. Kegiatan tersebut bagi beberapa tipe kepribadian, terutama introvert merupakan sesuatu yang mengasikan.

Menurut Dr Lim Boon Leng, seorang psikiater dengan Rumah Sakit Gleneagles, dalam CNA Lifestyle, lamanya masa isolasi barangkali telah mengubah atau mempengaruhi keterampilan sosial. Hal tersebut normal, dan dibutuhkan waktu untuk menyesuaikannya kembali.

Namun, memasuki masa transisi new normal, secara perlahan masyarakat sudah diperbolehkan untuk Kembali bekerja, sekolah kembali dibuka, café dan restoran sudah boleh disinggahi, tempat wisata mulai ramai dikunjungi, kegiatan sosial seperti pengajian pun sudah dimulai Kembali.

Hal tersebut membuat beberapa orang yang sedang asyik melakukan hobi atau aktivitas rumahannya takut dihancurkan oleh gelembung sosial. “Bagi sebagian orang, isolasi mungkin lebih nyaman bagi mereka dan mereka mungkin enggan untuk keluar dari zona nyaman untuk berurusan dengan kesulitan bersosialisasi lagi”, kata dr Lim.

Beberapa orang merasa lebih nyaman dengan kurang bersosialisasi atau ketika mereka lebih selektif dengan orang-orang yang bergaul dengan mereka. Karena itu, mereka mungkin tidak ingin terlibat kembali dalam beberapa pertemuan sosial ini.

Meski bagi Sebagian orang bekerja dari rumah atau belajar dari rumah dapat menimbulkan ketegangan dan stress yang dapat menimbulkan konflik di rumah. Sehingga seseorang dapat kehilangan waktu ‘me time’ nya.

“Penting untuk dicatat bahwa introversi dan ekstroversi ada dalam skala,” kata dr. Lim. “Ada individu yang juga ambient, di mana mereka memiliki keseimbangan antara sifat introvert dan ekstrovert dalam kepribadian mereka.”

Introvert adalah tipe kepribadian yang focus pada pikiran, perasaan, dan mood yang berasal dari dalam diri, daripada stimulus dari luar. Ekstrovert adalaha tipe kepribadian yang mendapat stimulasi dari luar, tertarik dengan interaksia sosial dan dapat mengambil energi dari kegiatan tersebut. Ambivert adalah gabuangan dari  dua kepribadian introvert dan ekstrovert.

Namun, dr. Lim menekankan bahwa bagi anak-anak, kurangnya interaksi dengan teman sebaya mereka – terutama mereka yang menggunakan pembelajaran berbasis rumah – dapat memengaruhi perkembangan keterampilan sosial mereka dan berdampak buruk pada mereka.

“Sangat penting bagi orang tua untuk secara aktif terlibat dalam percakapan dengan anak-anak mereka saat makan atau sebelum tidur untuk membantu mereka mengatur emosi mereka dan memastikan mereka dapat mengatasi dengan baik,” kata Lim.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk kembali dalam kegiatan atau interaksi sosial. Berikut cara menyesuaikan diri kembali ke lingkungan sosial.

Mulai dari yang kecil

Bergegas untuk bertemu dengan sekelompok besar orang mungkin mengintimidasi bagi beberapa orang karena mereka sendirian dalam waktu yang lama. Berinteraksi dengan satu atau dua orang teman dekat dapat menjadi langkah awali. Dari sana, bangun kenyamanan untuk berinteraksi dengan orang yang lebih banyak.

Bersikaplah baik terhadap diri sendiri

Di saat ketidakpastian penularan covid-19, dapat dimengerti bahwa akan ada ketakutan bersosialisasi dengan orang lain. Penting untuk bersikap baik dengan diri sendiri, dengan menjaga diri dan berinteraksi hanya ketika Anda merasa nyaman. Tidak perlu terburu-buru untuk bersosialisasi.

Bersabar dan menghormati

Bersabar dan memaafkan diri sendiri karena semua orang telah terisolasi secara sosial dan setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi selama periode ini. Hargai setiap keputusan yang dibuat oleh orang lain sebagaimana orang lain menghargai cara kita dalam menghindari infeksi virus korona.

Barangkali ada orang yang tidak ingin bersalaman, selalu menjaga jarak saat bicara, dan selalu memakai masker dan sering cuci tangan atau menggunakan handsanitizer. Tidak perlu risi, karena memang seperti itulah protocol kesehatan yang dianjurkan.

Back to top button