Dalam persidangan Tang terbukti menerima suap berupa uang tunai dan properti senilai lebih dari 268 juta yuan (sekitar Rp627,3 miliar).
JERNIH- Pengadilan di Changchun, Provinsi Jilin, Cina membuat keputusan spektakuler pada mantan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina, Tang Renjian. Ia dijatuhi hukuman mati atas kasus suap yang dituduhkan padanya.
Dalam persidangan Tang terbukti menerima suap berupa uang tunai dan properti senilai lebih dari 268 juta yuan (sekitar Rp627,3 miliar). Persidangan juga dapat membuktikan jika Tang menerima barang haram itu selama menjabat berbagai posisi periode 2007-2024, sebagaimana dilansir BBC, pada Senin (29/9/2025),
Dalam vonis yang dibacakan, pengadilan juga menangguhkan hukuman mati selama dua tahun, meskipun terbukti menerima suap yang menyebabkan kerugian sangat besar bagi negara. Tang mendapat keringanan karena dalam persidangan Tang mengakui semua kejahatannya.
Sebelum menjabat sebagai menteri pertanian, Tang sempat mengemban Gubernur Provinsi Gansu (2017-2020). Pada November 2024, ia dipecat dari Partai Komunis Cina setelah enam bulan diselidiki badan antikorupsi dan dicopot dari jabatannya.
Kasus yang menimpa Tang Renjian ini menjadi babak baru dalam kampanye antikorupsi besar-besaran yang digencarkan Presiden Cina, Xi Jinping. Gerakan ini telah menjatuhkan sejumlah tokoh penting di pemerintahan.
Penyelidikan serupa juga dilakukan terhadap beberapa pejabat China, termasuk mantan Menteri Pertahanan Li Shangfu dan pendahulunya, Wei Fenghe. Pengganti Tang, Dong Jun, juga sedang diselidiki atas tuduhan korupsi.
Presiden Xi Jinping telah memulai kampanye pembersihan aparat keamanan sejak 2020, dengan tujuan utama memastikan polisi, jaksa, dan hakim di Cina benar-benar loyal, benar-benar murni, dan benar-benar dapat diandalkan. Namun para kritikus menganggap kampanye antikorupsi hanya digunakan Xi Jinping untuk membersihkan para rival politiknya.
Xi Jinping sempat menyatakan korupsi merupakan ancaman terbesar bagi kelangsungan Partai Komunis Cina. (tvl)
