Ini Penjelasan Mengapa Jamaah Haji Meninggal Dimakamkan di Arab Saudi
Selain khawatir masalah kondisi jenazah, juga mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan jumlahnya tidak sedikit karena jenazah harus diangkut menggunakan pesawat setelah mengurus beberapa berkas.
JERNIH-Jutaan umat muslim dari seluruh dunia setiap tahun pergi menuju Baitullah (rumah Allah SWT) untuk melaksanakan ibadah haji. Termasuk di antaranya ribuan jemaah haji asal Indonesia. Namun tidak semua jemaah haji yang berangkat tersebut kembali lagi ke Indonesia karena meninggal dunia dengan berbagai sebab selama menjalankan rangkaian ibadah haji.
Jemaah haji asal Indonesia yang meninggal selama menjalankan rangkaian ibadah haji akan dimakamkan di Arab Saudi karena Pemerintah Arab Saudi melarang orang yang meninggal dunia saat menjalankan haji dibawa pulang ke Indonesia.
Adapun alasan pemerintah Arab Saudi melarang membawa pulang orang yang meninggal dunia saat melaksanakan haji, antara lain mempertimbangkan waktu dan jarak yang ditempuh jika jenazah tersebut harus dibawa pulang ke Indonesia.
baca juga: Ini Penjelasan Dirjen Bea Cukai Terkait Pengenaan Cukai BBM
Jika seseorang meninggal dunia terlalu lama dan tidak segera dimakamkan, dikhawatirkan dapat merusak kondisi jenazah.
Selain khawatir masalah kondisi jenazah, juga mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan jumlahnya tidak sedikit karena jenazah harus diangkut menggunakan pesawat setelah mengurus beberapa berkas.
Prosedur pengurusan jenazah haji yang meninggal telah dijamin melalui Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 pasal 17 ayat (e) bahwa penyelenggara ibadah haji memberikan pelayanan kesehatan dan juga pengurusan jamaah yang meninggal dunia.
baca juga: Pecinta Aspal: Pandemi Covid-19 Picu Pelanggaran Lalulintas?
Sebelumnya, pada Kamis (16/6/2022) Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Mekkah Imran Saleh, menyebut sebanyak 15.300 jamaah haji Indonesia 2022 terdata memiliki penyakit penyerta atau komorbit hipertensi.
“15.300 jamaah kita hipertensi, paling tinggi dari jumlah komorbit lainnya,” kata Imran di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Mekkah.
Sedangkan penyakit komorbit terbanyak kedua adalah diabetes 5.600 jamaah, selanjutnya jantung sebanyak 1.700 orang jamaah, asma 430 orang dan gagal ginjal 148 jamaah.
Dia mengatakan, hipertensi merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal.
Imran mengingatkan bagi jamaah yang memiliki komorbit untuk menjaga dirinya agar tidak kelelahan karena membahayakan kesehatannya. Terlebih saat ini cuaca Arab Saudi cukup panas yang dapat menyebabkan dehidrasi sehingga dapat memperparah penyakit komorbitnya.
Kekurangan cairan menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga fungsi ginjal sering terganggu. Bagi yang punya penyakit komorbit akan akan menjadi lebih berat.
Sedangkan yang punya riwayat jantung, jika dehidrasi akan menyebabkan denyut jantung lebih cepat.
Hingga kini tercatat ada empat jamaah haji asal Indonesia yang wafat di Arab Saudi antara lain: Muslim (BTJ 1), Bangun Lubis Wahid (PDG 4), Suharti Rahmat Ali bin Haji Rahmat (JKG 1) dan Bawuk Karso Samirun (SUB 4). (tvl)