POTPOURRI

Ini Wilayah Indonesia yang Memasuki Musim Kemarau

Hingga awal Mei 2024 ada delapan persen wilayah Indonesia (56 Zona Musim atau ZOM) yang memasuki musim kemarau.

JERNIH- JERNIH-Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut jika cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave melainkan suhu panas seperti pada umumnya.

Sementara berdasarkan hasil pantauan jaringan pengamatan BMKG, kata Ardhasena, hingga awal Mei 2024 menunjukkan bahwa baru sebanyak 8 persen wilayah Indonesia (56 Zona Musim atau ZOM) yang memasuki musim kemarau.

Adapun wilayah yang telah memasuki periode musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku Utara. Selanjutnya periode hingga satu bulan ke depan, terdapat beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau seperti sebagian Nusa Tenggara, sebagian pulauJawa, sebagian pulau Sumatera, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, serta Papua bagian timur dan selatan.

“Meskipun demikian, sekitar 76 % wilayah Indonesia lainnya (530 ZOM) masih berada pada periode musim hujan,”.

Sementara, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Fachri Radjab menjelaskan jika sejumlah negara di Asia saat ini mengalami gelombang panas. Bahkan dari Vietnam dilaporkan bahwa suhu maksimum di beberapa bagian utara dan tengah mencapai angka 44°Celcius. Sementara di Filipina, fenomena gelombang panas menyebabkan pemerintah meliburkan sekolah-sekolah. 

Menurut Fachri ada tiga factor penyebab gelombang panas, yakni; pertama, gerakan semu matahari pada akhir April dan awal Mei ini berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara yang bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan. Hal ini menyebabkan penyinaran matahari sangat terik dan memberikan background kondisi yang panas. 

Faktor kedua, adalah anomali iklim El Nino 2023/2024. Analisis data historis menunjukkan bahwa saat terjadi El Nino, wilayah Asia Tenggara daratan akan mengalami anomali suhu hingga mencapai 2 derajat di atas normal pada periode Maret-April-Mei. 

Sementara faktor ketiga adalah pengaruh pemanasan global, yang menyebabkan suhu terus meningkat dari tahun ke tahun. Kombinasi ketiga faktor tersebut menyebabkan suhu udara pada April-Mei ini menjadi sangat ekstrem di wilayah Asia Tenggara. “Mudah-mudahan situasi tersebut tidak terjadi di Indonesia,”. (tvl)

Back to top button