Katong Melihat Pulau Buru Bersinar
Ide besar bakti sosial oleh Doni Monardo, sejak awal mengusung konsep kolaborasi multiheliks. Kolaborasi tanpa batas. Karenanya, dalam posisinya sebagai Komut MIND ID dan Ketum PPAD, Doni juga menggandeng para pihak. Di antaranya Himpunan Bersatu Teguh (HBT), TNI/Polri, dan stakeholder lain.
JERNIH–Jika di Puncak Jaya, Papua bakti sosial ini bertajuk “Kitorang Melihat Terang”, maka di Namlea, Pulau Buru – Maluku, tagline itu menjadi “Katong Melihat Terang”. Motor kegiatan adalah Persatuan Purnawirawan TNI-Angkatan Darat (PPAD).
Baksos di Namlea, berlangsung tanggal 20 – 24 Juni 2023. PPAD didukung penuh oleh BUMN holding perusahaan tambang, MIND ID bersama salah satu anak perusahaannya, PT Antam Tbk. Tampak hadir dan melihat dari dekat kegiatan tersebut, Komisaris Utama MIND ID, Letjen TNI Purn DR HC Doni Monardo, Komisaris MIND ID, Nicolaus Teguh Budi Harjanto, dan Direktur Manajemen Risiko & HSSE, Nur Hidayat Udin. Sedangkan, dari PT Antam, mewakili direksi, Syarif Faisal Alkadrie (Corporate Secretary) dan Agustinus Toko Susetio (Head of IR & CSR).
Baksos yang dilangsungkan di halaman RSUD Namlea, disambut antusias masyarakat. Mayjen Pur Dr Daniel Tjen koordinator Baksos PPAD menjelaskan, tidak sedikit penderita katarak, menjalani operasi gratis dan seketika bisa kembali melihat indahnya dunia. Kembali melihat Pulau Buru yang bersinar. Mereka senang bukan kepalang.
Selain operasi katarak, tim medis yang didatangkan langsung dari Ibu Kota dibantu tim medis setempat, juga memberi layanan operasi bibir sumbong, pengobatan gigi dan umum. Bukan hanya itu, masyarakat juga menerima pembagian 3.000 paket sembako. “Murni bentuk kepedulian PPAD yang didukung MIND ID dan PT Antam kepada masyarakat Buru,” ujar Brigjen TNI Purn Andi Darmawangsa, selaku Korlap kegiatan.
Rincian baksos kesehatan, 14 warga mendapat layanan operasi bibir sumbing. Sedangkan pemeriksaan gigi diberikan kepada 63 warga. Adapun yang merasakan “katong melihat terang”, ada 443 bola mata katarak yang berhasil dioperasi. Sedangkan, layanan kesehatan umum diberikan kepada 545 warga masyarakat.
Kolaborasi multiheliks
Ide besar bakti sosial oleh Doni Monardo, sejak awal mengusung konsep kolaborasi multiheliks. Kolaborasi tanpa batas. Karenanya, dalam posisinya sebagai Komut MIND ID dan Ketum PPAD, Doni juga menggandeng para pihak. Di antaranya Himpunan Bersatu Teguh (HBT), TNI/Polri, dan stakeholder lain.
Bahkan, support kementerian/lembaga pun ia dapat. Antara lain dari Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN. Tak hanya mendukung, dua kementerian strategis itu juga hadir di lokasi bakti sosial. Mereka adalah Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata dan Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi.
Salah satu alasan lokasi Pulau Buru menjadi sasaran bakti sosial, karena tingginya angka katarak, bibir sumbing, dan berbagai jenis penyakit lain, yang antara lain diakibatkan limbah beracun. Sejak 2012, aktivitas penggalian emas di Gunung Botak secara illegal terus dilakukan hingga sekarang.
Penambangan serampangan tadi memakai sianida dan mercury untuk mengolah emas. Itulah mengapa, dalam bakti sosial tersebut, juga dibagikan obat herbal berbahan dasar lumut ganggang hijau. Salah satu khasiatnya, menangkal radikal bebas. “Ini obat herbal lokal. Semoga bisa mengatasi pencemaran mercury dan sianida akibat penambangan liar Gunung Botak. Tapi mohon, jangan lagi gunakan mercury,” pesan Doni Monardo saat memberikan bantuan obat itu secara simbolis kepada warga, di lokasi baksos.
Kita Jaga Alam
Di luar baksos, rombongan juga melakukan kegiatan penanaman pohon di Desa Dava, Kecamatan Waelata. Masih di Pulau Buru. Usai aksi tanam pohon, para pejabat, tokoh masyarakat, dan tamu penting melakukan sesi foto bersama serta pengambilan video pendek, sambil memekikkan slogan “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Dari catatan protokol, tak kurang dari 30 nama yang melakukan penanaman pohon. Di antaranya, Irjen Pol Purn Drs Murad Ismail, Gubernur Maluku yang dalam kesempatan itu diwakilkan Sekda Provinsi Maluku, Sadali Ie.
Nama-nama lain, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Agung Pambudi, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Stephen M Napiun, Komut MIND ID, Letjen TNI Purn Doni Monardo, Komisaris MIND ID Nicolaus Teguh Budi Harjanto, Direktur Manajemen Risiko & HSSE MIND ID, Nur Hidayat Udin, Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, dan Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi.
Dari unsur lain, ada Sekda Kabupaten Buru, Ilyas Hamis, Fakultas Kehutanan Univesitas Pattimura, Dr Rohny S. Maail, Sekjen PPAD, Mayjen TNI Purn Komaruddin Simanjuntak, dan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, Andi Darmawangsa.
Turut menanam, Corporate Secretary PT Antam Tbk, Syarif Faisal Alkadrie, kemudian Head of IR & CSR PT Antam Tbk, Agustinus Toko Susetio, Inspektur Tambang Madya Minerba ESDM, Dr Y. Sulistiyohadi, Analis Tata Usaha Minerba ESDM, Manzilia Fatma, Medicuss Group Dr Josep William, Kabid Ekonomi PP PPAD, Mayjen TNI Pur Wiyarto, Aster Kasdam XVI/Pattimura Kolonel Inf Hasandi Lubis, Sekda Provinsi Maluku Ir Sadeli Ie, Dandim Buru, Letkol Arf Agus Nur Fujianto, dan Kapolres Namlea AKBP Nur Rohman. Juga hadir unsur pimpinan PPAD yang lain, Mayjen TNI Pur Johny Tobing, Mayjen TNI Pur Eko Budi Supriyanto, Mayjen TNI Pur Sunaryo dan sejumlah pengurus PPAD Kab Buru.
Dari tokoh masyarakat, turut menanam pohon Kepala Desa Dava, Rasyid Belen, Kepala Desa Waehata, Ali Nacikit, Rata Petuanan Kaiely, Fandi Ashari Wael, Imam Adat Onyong Wael, Raja Petuanan Kaiely Abdula Wael, Matetemun, Yohanes Nurlatu, Kepala Soa Titar Pito, Slamet Giwagit, dan Ketua Saniri Kayeli, Mahmud Hentihu.
Adapun jenis pohon yang ditanam, di antaranya 100 bibit sukun premium, 25 bibit kenari raja dan 25 kenari biasa. MIND ID dan PPAD telah membuat program pembibitan 1 juta bibit sukun premium dari Maluku. Sebagian bibit dikirim ke Pulau Buru. Sebagian lain bahkan ditanam di lokasi IKN Kalimantan Timur.
Problem tambang liar
Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, Ilyas Hamid, mengatakan, Kabupaten Buru adalah kabupaten dengan kemiskinan ekstrem tertinggi kedua setelah Kabupaten Seram Bagian Barat. Gunung Botak memiliki potensi sumber daya mineral yang bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Namun, akibat praktik penambangan ilegagl, mengakibatkan ekosistem rusak dan mendatangkan banyak bencana.
Salah satu tokoh masyarakat yaitu Raja Petuanan Kaiely Fandi Ashari Wael mengatakan harapannya, rombongan yang hadir dapat fokus membahas bagaimana melegalkan aktivitas tambang tersebut. Aktivitas penambangan yang telah berjalan selama ini tidak bisa dipungkiri ada peningkatan perputaran ekonomi masyarakat adat.
“Jika dapat diproses untuk legalitasnya dan adanya perusahaan ataupun bentuk kelola yang lainya, saya dan semua unsur pimpinan adat berharap agar bisa melibatkan tokoh adat dataran tinggi maupun dataran rendah. Dapat memprioritaskan anak-anak adat terlebih dahulu dalam perekrutan tenaga kerjanya,” katanya. [ros]