Kucing di Walldorf Jerman Dilarang Berkeliaran Saat Musim Kawin Burung Jambul
Pemilik kucing yang terkena dekrit baru dapat menggunakan hak keberatan mereka hingga pertengahan Juni.
Rencananya aturan ini akan diulang selama tiga tahun ke depan dari April hingga Agustus.
JERNIH-Untuk melindungi populasi burung jambul yang sudah langka Otoritas Kota Walldorf Jerman membuat aturan yang meminta warganya menjaga kucing peliharaan tetap di dalam rumah atau berkeliaran di luar rumah.
Tujuan aturan tersebut agar selama musim kawin burung jambul tidak diganggu atau dijadikan mangsa oleh kucing, sebab selama musim kawin biasanya burung jambul membuat sarang di tanah.
“Di antara hal-hal lain, kelangsungan hidup spesies tergantung pada setiap anak burung,” kata pihak berwenang di Walldorf, melansir Euronews 20 Mei.
baca juga: Anak Perempuan Afganistan Mulai Datangi “Sekolah Rahasia”
Otoritas meminta agar kucing tersebut tetap berada di dalam rumah hingga akhir Agustus.
Jika pemilik kucing tidak mampu mengendalikan kucingnya dan kucing tersebut ditemukan berkeliaran di luar rumah maka pemilik rterancam denda 500 euro atau sekitar Rp7.744.009. bahkan denda akan lebih besar jika diketahui kucing tersebut menyerang atau membunuh burung jambul, dengan denda hingga 50 ribu euro atau sekitar Rp774.400.906.
Aturan itu menimbulkan pro dan kontra di antara warga kota Walldorf, mengingat aturan itu diberlakukan untuk pemilik kucing di bagian selatan kota.
baca juga: Ini Lho Alasan Warga Arab Saudi Dilarang Datangi Indonesia
Organisasi kesejahteraan hewan terbesar di Jerman Deutscher Tierschutzbund, mengeluarkan pernyataan terkait dekrit tersebut kepada Euronews Green.
“Tiba-tiba mencegah kucing yang terbiasa pergi keluar, berarti pembatasan dan stres yang sangat besar bagi hewan,”.
“Haruskah saya memelihara kucing saya di dalam ruangan? Jika Anda tinggal di Walldorf, pertanyaan ini tidak lagi ada di tangan Anda, tetapi bagi mereka yang berada di daerah lain, jawabannya mungkin tidak begitu jelas”.
“Mendefinisikan kucing domestik sebagai ‘pelaku’ atas terancamnya spesies burung tertentu juga berarti membiarkan mereka disalahkan atas fakta bahwa manusia telah menghancurkan habitat dan persediaan makanan bagi spesies liar dalam jangka waktu yang lama, sehingga mengancam keberadaan mereka,” pernyataan menyimpulkan.
Daniela Schneider, juru kampanye Four Paws Germany juga mengkritisi kebijakan otoritas setempat.
“Penyebab ini disebabkan oleh manusia. Akan lebih baik untuk melawan penyebab sebenarnya daripada menyalahkan kucing untuk ini,”
Sejak beberapa dekade, diketahui jika populasi burung di Eropa Barat telah menurun tajam. Meskipun, burung terdaftar sebagai spesies yang paling tidak diperhatikan di Eropa oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). (tvl)