POTPOURRI

Mau Belanja Ramadan? Kenali Phishing Berkedok Promosi Belanja

Phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan

JERNIH-Menjelang Ramadan, hati-hati jika tiba-tiba mendapat email yang berisi tautan ke situs belanja tertentu, sebab bisa jadi email tersebut berisi phishing atau web palsu berbentuk tautan ke situs palsu untuk mengambil informasi korban.

Phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Para penjahat siber mulai memanfaatkan momen-momen spesial termasuk Ramadan untuk menyebarkan serangan phishing.

Menurut Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara Yeo Siang Tiong, para pelaku menyebar jebakan berkedok promosi belanja, seperti halnya lewat phishing karena mereka melihat banyak keluarga yang menggunakan platform belanja daring untuk mempersiapkan keperluan pada Ramadan.

baca juga: Pemudik Sudah Bisa Pesan Tiket KA pada H-30

Dari penelusuran Kaspersky secara umum, diketahui jika halaman phishing paling sering dirancang untuk toko online (17,61 persen), kemudian portal internet global (17,27 persen), sistem pembayaran (13,11 persen) dan perbankan (11,11 persen).

Dijelaskan Tiong menjelaskan, bahwa teknik penyebaran phishing belakangan ini, tidak hanya secara acak, tapi penjahat siber memperhatikan tren serta hari besar lokal. Email berisi phishing dan situs web palsu bahkan di personalisasi.

baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan Gas Terjaga Selama Lebaran

Menurut data Kaspersky di Indonesia korban upaya phishing mengalami penurunan yang cukup significant, yakni 3,9 persen pada 2021, dibandingkan dengan 11,6 persen di 2020.

Namun, bukan berarti penurunan jumlah serangan phishing berarti dunia digital sudah aman. Karena, ketika permintaan belanja online tinggi, maka hal yang sama juga berlaku untuk serangan phishing.

Bagaimana cara menghindari modus kejahatan phishing? Kaspersky memberi saran;

  1. Jangan pernah mengklik tautan yang tidak jelas. Baik itu melalui pesan instan via aplikasi chat, sms, maupun email. Terlebih jika tidak kenal pengirimnya.
  2. Jika menggunakan dompet digital atau bank digital, maka kenalilah saluran komunikasi resmi platform tersebut, seperti nomor telepon, situs, email, ataupun akun pesan instan.
  3. Nyalakan notifikasi aplikasi pembayaran, agar kamu bisa segera tahu apabila ada aktivitas yang mencurigakan.
  4. Jangan lupa nyalakan pula autentikasi dua lapis untuk memberikan perlindungan tambahan pada akun. Juga jangan pernah membagikan kode one-time password atau OTP pada orang lain.
  5. Jangan membagikan akses akun ke pihak ketiga, jika tidak yakin tautan tersebut bisa dipercaya.
  6. Ketika berbelanja online sebaiknya hindari hindari emosi, agar tidak terjebak penipuan online. (tvl)

Back to top button