POTPOURRI

Orang Australia Heran Kalau Jangkrik Ternyata Kaya Nutrisi

Panganan ini, biasa dijadikan sebagai cemilan atau lauk makan oleh masyarakan di pulau Jawa.

JERNIH-Bule Australia, baru tahu kalau jangkrik kaya akan nutrisi. Mungkin lantaran selama ini mereka enggan keluar dari zona nyaman terkait makanan dan menganggap hewan ini sebagai hama dan menjijikan. Mereka tercengang keheranan dengan temuan itu, dan merencanakan kalau tahun ini hasil olahan jangkrik bakal dijual di supermarket.

Padahal di Indonesia, termasuk negara-negara Asia lainnya, memakan jangkrik merupakan hal biasa saja. Bahkan diperkirakan, 80 persen penduduk dunia sebenarnya suda mengkonsumsi serangga ini sebagai panganan atau cemilan sehari-hari.

Seorang ahli gizi Skye Blackburn asal negeri kangguru itu, baru mengetahui kalau jangkirk kaya nutrisi setelah mencobanya untuk pertama kali tahun 2007 lalu. Dia heran betul, kenapa warga Australia tak megetahui makanan ini dan belum mencicipinya.

Ahli tersebut, sudah menguji kandungan nutrisi dari jangkrik dan menemukan hasil mengejutkan, sebab hewan ini mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh manusia.

Lantaran juga telah mengetahui bahwa beternak serangga tak membutuhkan banyak ruang dan bisa dilakukan di mana saja termasuk di perkotaan, Skye Blackburn pun langsung membuat peternakan sendiri di Western Sydney University dengan nama The Edible Bug Shop. Mereka, mengubah gudang kosong menjadi kandang.

“Hewan-hewan ini sangat kaya nutrisi, mengandung semua yang mungkin dibutuhkan tubuh kita,” kata Skye menjelaskan.

Skye lantas membandingkan antara peternakan jangkrik dengan sapi. Jika seorang peternak sapi bisa menghitung berapa banyak jumlah hewan miliknya, Skye bilang tak tahu persis berapa banyak jangkrik di peternakan miliknya. Jika dikira-kira tanpa perhitungan pasti, ada sekitar dua juta ekor di dalamnya.

“Ada penutup ruang yang dirancang khusus, ditumpuk dari lantai sampai ke atap. Artinya, kami sangat efisien dengan ruang,” kata Skye.

“Saat ini kami memiliki sekitar 30 ton jangkrik sebelum diproses di gudang,” katanya lagi.

Guna memastikan peternakannya bisa bertahan, Skye kemudian menciptakan teknologi robotik dan kecerdasan buatan yang membantu memberi makan, membersihkan kandang dan memantau para jangkrik hingga hidupnya senang dan sehat.

Setelah Skye Blackburn mempelopori budidaya jangkrik untuk dikonsumsi warga Australia, mulai muncul beberapa peternakan lain di sana dan jangkrik pun populer hingga bule-bule di negeri itu tak heran lagi dengan kandungan nutrisi di dalamnya apalagi merasa jijik.

Stirling Tavener, peternak jangkrik lainnya bilang, baru saja memulai usahanya di daerah Cairns. Menurutnya, hewan ini merupakan superfood yang makin populer sebab memiliki nutrisi dua kali lebih banyak dari protein daging sapi, jauh lebih banyak kalsium dibanding susu, tiga kali zat besi ketimbang bayam dan sembilan asam amino.

Channy Sandhu, pemilik Hoppa Foods seperti diulas abcnews bilang, protein di dalam jangkrik adalah protein bersih yang baik bagi usus manusia, mudah dicerna dan ramah lingkungan. Jika pada tahun 2050, diperkirakan akan ada tambahan populasi dua miliar manusia di dunia ini, maka dibutuhkan 60-70 persen tambahan bahan makanan. Dan jangkrik, bisa jadi jalan keluarnya.

Di Indonesia sendiri, jangkrik populer digunakan bagi penggemar burung kicau atau ikan hias. Di tangan Aswinda Aji Kurniawan, hewan ini diolah menjadi peyek, keripik, nuget dan jangkrik balado.

Keputusan tersebut, diambil Aji lantaran ingin mendapat penghasilan tambahan dalam usaha ternak jangkriknya. Sebelumnya, dia melakukan itu hanya untuk dipakai sebagai pakan burung kicauan. Akibat perang harga, jangkrik jadi murah.

Di masa kecilnya, Aji bilang warga Desa Wonolagi, Kelurahan Giriasih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat dia tinggal, biasanya mengolah jangkrik dengan cara digoreng dengan bumbu bawang dan garam saja.

Sementara jenis jangkrik yang digunakan Aji, adalah jenis kalung dengan tubuh lebih besar dari jangkrik mbering dan banyak dijumpai di alam liar. Jika diternak, masa panennya cenderung cepat. Panganan ini, biasa dijadikan sebagai cemilan atau lauk makan oleh masyarakan di pulau Jawa.[]

Back to top button