Resep Siroop Tjap Buah Tjampolay ternyata Jatuh dari Mimpi
CIREBON — Di Cirebon terdapat satu minuman endemik yang telah lama dikenal bahkan sebelum Indonesia merdeka. Minuman itu bernama Siroop Tjap Buah Tjampolay, yang berdiri sejak 11 Juli 1936. Konon racikan minuman ini diperoleh Tjan Tjek Tjiu melalui mimpi.
Mungkin karena dari mimpi akhirnya membuat sirup ini melegenda dikarenakan rasanya yang khas. Pada awalnya produk ini memiliki varian tiga rasa saja, yaitu rossen rose, asam jeruk, dan nanas namun dengan tiga varian rasa itu Siroop Tjap Buah Tjampolay maju pesat dan memiliki pasar yang pasti.
Sirup Tjampolay berbahan dasar buah campolay yang justru bukan buah khas Cirebon. Tekstur dagingnya lembut, rasanya manis dan aromanya harum. Bentuk buahnya bulat, berwarna kuning dan meruncing di ujung bawahnya. Campolay disebut juga sawo belanda dan banyak ditemukan di Sukabumi, Sumedang dan Cianjur.
Ketika Tjiu meninggal dunia pada tahun 1964 perusahaan ini sempat berhenti beroperasi selama 6 tahun. Pada tahun 1970 usaha ini diteruskan oleh puteranya yang bernama Setiawan. Sayangnya usaha itu tak bertahan lama disebabkan kalah bersaing dengan sirup temulawak dan orson yang lagi trend saat itu.
Kepopuleran temulawak merambah sampai ke desa-desa. Pada saat lebaran orson dan temulawak menjadi minuman istimewa. Anak-anak kampung tahun 70-80-an pada saat hari lebaran kerap bergaya mencekik botol temulawak, menjepit sebatang rokok dan nongkrong di pertigaan kampung.
Sirup Tjampolay belum merambah kampung-kampung di luar Cirebon. Jadi tidak dikenal dan namanya tentu kalah pamor dengan orson yang berbau barat. Selain itu kondisi ekonomi masyarakat sedang terpuruk sehingga menyebabkan produk ini mati suri lagi.
Setelah lokasi pabrik dipindahkan perusahaan pun kembali membaik. Perpindahan ini terjadi di tahun 1983 dan lokasi yang baru bertempat di daerah Lawanggada Cirebon. Dari lokasi inilah Setiawan berhasil membangun kembali usaha yang dirintis sang ayah.
Kawasan Lawanggada merupakan surga tersembunyi bagi kuliner khas Cirebon. Tidak semua wisatawan dari luar Cirebon tahu potensi kuliner disini. Padahal di pinggir jalan Lawanggada yang panjangnya sekitar 200 meter banyak berjejer penjual makanan Cerbonan.
Tempat ini sejak dulu memang menjadi salah satu pusat kuliner. Nasi Jamblang, Paltong (empal Gentong), Mie Koclok, Tahu Gejrot, bubur sop, sate kalong, tersedia. Dan salah satu minuman endemik yang berasal dari lawang gada adalah susu murni Lawanggada.
Dari Lawanggada, sirop Tjampolay berkembang pesat. Apalagi diperiode tahun 1990, yaitu saat usaha keluarga ini dipegang oleh anaknya Setiawan yang bernama Budiman pendapatan perusahaan semakin menanjak. Awalnya Budiman yang tidak memiliki latar belakang sebagai analis kimia atau apoteker hanya membantu meracik formula sirup.
Namun pria yang hanya lulusan sekolah musik itu kemudian mengembangkan varian rasa sirup menjadi sembilan rasa. Yang awalnya rasa rossen rose, rasa asam jeruk, dan rasa nanas saja, kini bertambah dengan rasa pisang susu, rasa melon, rasa leci, rasa mangga gedong, rasa jeruk nipis, dan rasa kopi moka.
Tak berhenti sampai disitu, Budiman juga membenahi lini produksi dan distribusi. Pusat produksi dipindahkan ke pusat kota di daerah Perumnas Elang Raya, Cirebon. Dengan sistem manual, tanpa mesin, Budiman memproduksi sirup Tjampolay di area seluas 300 m2. Dalam sehari produksinya mencapai 1.200 botol.
Menurut Budiman, kelebihan Tjampolay dibanding sirup lain yang beredar di pasar adalah bahan dasarnya menggunakan gula murni sehingga cita rasa Sirup Tjampolay terus terjaga sampai sekarang ini. Selain itu tidak memiliki efek samping bagi kesehatan.
Sementara ini banyak sirup lain menggunakan sakarin sehingga bila dibuka kemasannya, hanya dalam hitungan bulan langsung mengkristal. Karena menggunakan gula alami menyebabkan Budiman tidak berani mengekspor produknya.
Sirup Tjampolay dikemas dalam botol kaca memiliki ukuran 630 ml, dilengkapi label serta penutup botol yang tetap mengusung kesederhanaan dan designnya tetap sama seperti waktu pertama kali di produksi.
Ditengah maraknya merk Tjampolay palsu bermunculan ia harus bersaing keras. Sirup Tjampolay yang asli akhirnya berhasil memperluas pasarnya ke luar Cirebon. Kini sirup Tjampolay bisa didapat di berbagai kota besar; Cirebon, Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, sampai Bali, Bandar Lampung dan Kalimantan. Tjampolay didistribusikan langsung ke pedagang ritel.
Pada tahun 2001 produk ini berhasil mendapatkan penghargaan Bintang I untuk kategori Standarisasi Kelayakan Industri dari Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Minuman ini mengungguli 14 perusahaan se-Jawa Barat yang diukur berdasarkan kualitas produk, proses produksi, dan racikan. Di tahun yang sama sirup ini memperoleh Piagam Penghargaan Standarisasi Industri Internasional.