POTPOURRI

Sejauh ini Pandemi COVID-19 Belum Menyentuh Antartika

Pandemi COVID-19 sampai hari secara global terus menjalar ke berbagai tempat.  Dari update Global Cases by the CSSE at Johns Hopkins University terrulis 200 negara telah terjangkit virus corona. Total kasus virus corona di seluruh negara  yang dikonfirmasi sampai Minggu pagi  (29/3/2020) ada 662.073 kasus.  139.426 orang dilaporkan sembuh dan 30.780 meninggal dunia.

Dari semua tempat didunia ada satu benua yang belum tersentuh  virus corona, yaitu Antartika.  Di benua yang daratannya hampir 98% tertutup es  setebal rata-rata 2,5 kilometer ini tidak memiliki penduduk asli. Penghuni aslinya hanya binatang dan tumbuhan. Namun saat ini mulai banyak orang-orang yang tinggal sementara di Antartika untuk meneliti.

Saat ini Antartika dihuni sekitar 4.000 orang dari berbagai negara dalam pemukiman yang tidak tetap. Sebagian besar adalah para peneliti.  Traktat Antarktika yang ditandatangani  48 negara menyepakati Antartika sebagai benua perdamaian untuk dijadikan objek penelitian bersama. Sedangkan sebagai tujuan wisata Antartika dibatasi aksesnya dan hanya bisa dicapai melalaui pelayaran laut karena penerbangan udara untuk tujuan wisata telah dilarang.

Karena tempatnya ekstrim dan jarang dikunjungi maka dapat dimengerti jika Antartika belum terjamah corona virus. Selain itu penghuninya jarang melakukan kontak langsung dengan dunia luar.  Secara tidak langsung mereka sudah mengkarantina diri secara alami.

“Saat ini, Antartika adalah tempat teraman di dunia. Tidak ada kontak dengan dunia luar dan kami jauh dari pemukiman manapun,” ungkap Alberto Della Rovere, pemimpin ekspedisi Italia ke-35 ke Antartika, seperti dikutip dari Washington Post.

Populasi  tertinggi di Antartika terjadi selama musim panas, dari Oktober hingga Februari. Sedangkan di musim dingin, ketika benua berada di bawah kegelapan dan suhu menurun, banyak stasiun tutup. Di bulan-bulan musim dingin ini,perjalanan keluar-masuk menjadi sangat sulit,  sehingga mengurangi risiko dari seseorang yang membawa virus.

Washington Post selanjutnya memberitakan bahwa 28  negara memiliki stasiun penelitian di Antartika. Yang terbesar adalah McMurdo Station, pangkalan penelitian AS di tepi Rak Es Ross, yang dapat mendukung lebih dari 1.000 orang.  Sebagian besar tinggal selama satu atau dua musim untuk melakukan dan mendukung penelitian ilmiah.

Orang-orang yang ditempatkan di Antartika mungkin tidak akan tertular virus, tetapi mereka akan berisiko besar jika terinfeksi.  Sementara ini resiko virus corona masih jauh untuk menuju Antartika namun wabah tersebut telah menjadi prioritas pertama bagi setiap stasiun peneltian di Antartika.

“Tidak ada benua yang kebal, termasuk Antartika,” kata Jeff Ayton, kepala petugas medis di Divisi Antartika Australia. Termasuk  tidak ada cara yang menjamin  bahwa  virus corona tidak akan menyebar ke ujung bumi.

Menurut Jeff Ayton  Mereka yang memasuki Antartika harus menjalani  protokol isolasi dan pengujian yang diawasi oleh penasihat medis . Pendatang baru akan disaring untuk memastikan gejala covid-19.  Termasuk mewaspadai titik masuk dari negara-negara yang memiliki kasus corona tinggi seperti Amerika Serikat, Prancis atau Italia.

Mengingat jarak setiap pangkalan berdekatan  maka penyakit menular selalu menjadi masalah. “Akan sangat buruk bila terkena virus influenza, itu benar-benar akan membuat hidup tidak mudah,” kata Heitland. Delain itu sistem isolasi juga mempersulit mereka yang terkena penyakit.

“Ini mirip dengan hidup di bulan atau dalam perjalanan ke Mars. Kami tidak bisa mengeluarkan orang-orang ini. Kami juga tidak dapat melakukan evakuasi medis hingga sembilan bulan” tahun ini. kata Ayton.

Australia dan Jerman mengkonfirmasi mereka memiliki respirator di stasiun mereka.  Rogan-Finnemore mengatakan COMNAP telah menyarankan pemerintah nasional untuk memastikan mereka memiliki cukup oksigen untuk mengobati infeksi pernapasan seperti Covid-19.

Sebagian besar stasiun memiliki setidaknya satu dokter selama musim dingin. Namun petugas medis di Antartika tetap  khawatir. “Jika Anda memiliki pembawa infeksi  ke lokasi terpencil dengan fasilitas medis yang sederhana, itu akan membuat dokter kewalahan,” kata Ayton. “Kami tidak memiliki perawat tambahan atau profesional layanan kesehatan terlatih lainnya.”

Sementara ini banyak negara menutup stasiun mereka untuk musim dingin sebelum wabah mencapai intensitas saat ini, McMurdo baru saja menyelesaikan musim panasnya. Pesawat masih tampak beraktivitas di lapangan terbang, mendarat dan lepas landas.

Mike England, petugas untuk National Science Foundation, mengatakan sebagian besar penerbangan adalah keberangkatan. Tetapi  ada juga beberapa orang  yang datang.  Sejauh ini, para penghuni Antartika hanya bisa memantau  perkembangan virus  melalui  telepon satelit dan Internet.

Back to top button