POTPOURRI

Si Cantik dari Xinjiang dan Peradaban Xiaohe yang Hilang

JAKARTA– Meski sekelilingnya sempit dan membuatnya sulit bergerak, wanita itu tetap terbaring diam dalam damai. Rambutnya yang indah masih  utuh terurai berbantal waktu, yang membuat umurnya sungguh sulit ditaksir. Sementara itu kelopak matanya terpejam rapat dalam gelap. Sedangkan bola matanya telah hilang ditelan zaman dan hanya meninggalkan bulu mata yang masih lentik di katup matanya.

Tentu, dulu dia bebas bisa pergi kemana saja, berjalan menyusuri sungai bahkan mendayung perahu menikmati musim semi sambil bernyanyi. Sehingga dalam keabadian tidurnya, jasadnya terlihat masih cantik dengan topi bulu binatang yang indah di kepalanya. Wanita itu adalah Beauty of Xiaohe, julukan yang ditautkan kepada mumi wanita cantik yang menjadi primadona di antara mumi-mumi di dunia karena proses pengawetan sangat yang mampu mempertahankan jasadnya.

Ribuan tahun waktu tak berhasil membuat tubuhnya jadi abu. Dari tampilan fisiknya, wanita mumi itu tergambar sebagai orang kulit putih dengan mata bulat dan bulu mata yang sempurna. Rambut yang  panjang dan memiliki ciri yang lebih mirip orang Eropa daripada orang Cina. Si Cantik ini ditemukan di The Xiaohe ‘Little River’, daerah gurun pasir  Lop Nur.

The Xiaohe ‘Little River’ adalah kompleks pemakaman juga dikenal sebagai Ördek Necropolis, yaitu sebuah situs pemakaman purba zaman perunggu yang terletak dekat Gurun Lop Nur di Xinjiang, Cina Barat. Di Kawasan padang pasir yang luasnya 2.500 km2 tersebut terdapat gundukan pasir yang  ternyata menyimpan lebih dari 30 mumi yang diawetkan dan tersimpan  di dalam kantung kulit sapi yang kedap udara, sehingga tidak sebutir pasir pun bisa masuk.

Bahkan jerami yang digunakan untuk keranjang masih tampak segar, tidak mengesankan telah tersimpan ribuan tahun lamanya. Sedangkan mayat-mayat dibungkus pakaian wol.  Mumi tertua diperkirakan berusia sekitar 4000 tahun yang lalu, dengan ciri ras Kaukasoid. Seluruh kompleks Pemakaman Xiaohe mengandung sekitar 330 makam, sekitar 160 di antaranya telah dijarah perampok kuburan.

Sejauh ini, temuan mumi di kompleks Pemakaman kuno Xiaohe adalah yang terbanyak di dunia. Uniknya lagi, di sekitarnya juga tidak ada pemukiman manusia. Hanya hamparan padang pasir. Sehingga diduga kuat mayat-mayat itu telah diangkut dari tempat lain untuk dimakamkan di sekitar sungai kecil yang dulunya mungkin disakralkan.

Pemakaman purba ini ditemukan sekitar tahun 1910 oleh seorang pemburu lokal bernama Ordek. Kemudian, pada tahun 1934, dengan bantuan Ordek, arkeolog Folke Bergman dari Swedia turun tangan untuk menelitinya sehingga situs tersebut terkadang disebut juga Ördek Necropolis. 

Kompleks pemakaman awalnya terlihat berupa gundukan pasir setinggi 7,75  meter di permukaan gurun dan berbentuk oval. Pada bagian atas gundukannya mencuat pancang-pancang tiang kayu tegak yang puncaknya telah pecah oleh angin kencang. Komplek Pemekaman ini dipagari oleh pancang kayu yang masih utuh di bagian Selatan-utara dan ujung baratnya Sebelum di gali, 140 pancang kayu yang tertimbun berhasil diangkat.

Yang menjadi pertanyaan besar dari kompleks Pemakaman Xiaohe adalah misteriusnya asal muasal, penyebab menghilang serta kaitannya dengan lokasi pemakaman di gurun pasir. Sejauh ini para arkeolog telah berusaha mencari jawaban antara konteks pemakaman misterius tersebut dengan lingkungan sejauh ratusan kilometer dari kompleks makam itu.

Namun mereka tidak bisa menemukan bukti primer yang bisa menjelaskan keberadaan orang-orang Xiaohe dan budayanya. Sehingga terkesan seolah-olah mayat mereka dibawa ke gurun pasir Lop Nur dari tempat yang sangat jauh. Kasus serupa banyak terjadi di beberapa peradaban besar seperti Olmec dan Maya yang juga menghilang tanpa meninggalkan jejak apa pun. Xiaohe jelas merupakan salah satu dari mereka. [Prd]

Back to top button