POTPOURRI

Suriah dan Myanmar Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Rusia merupakan sekutu rezim Assad dalam konflik Suriah sejak 2015. Rusia juga pemasok senjata bagi para jenderal militer Myanmar.

JERNIH-Jika kepala pemerintahan berbagai negara mengecam invasi Rusia ke Ukraina, reaksi berbeda datang dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Ia justru memuji tindakan Presiden Rusia, Putin, yang mmerintahkan militernyamelakukan invasi ke Ukraina.

Menurut Assad, invasi militer yang dilakukan Rusia ke wilayah Ukraina disebut sebagai ‘koreksi sejarah’.

“Presiden Assad menekankan bahwa apa yang terjadi hari ini adalah koreksi sejarah dan pemulihan keseimbangan dalam tatanan global setelah jatuhnya Uni Soviet,” demikian pernyataan kantor kepresidenan Suriah, seperti dilansir AFP, pada Jumat (25/2/2022).

Dalam konflik Suriah yang pecah sejak tahun 2011 lalu, Rusia merupakan sekutu rezim Assad.

Pada 2015, Rusia menerima permintaan resmi dari pemerintah Suriah untuk bantuan militer melawan kelompok pemberontak. Sejak saat itu militer Rusia melakukan intervensi dalam konflik sipil di Suriah.

Tak hanya Suriah yang memberi dukungan positif atas tindakan Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Pujian positif juga dilontarlan junta militer Myanmar.

Dalam pernyataannya, juru bicara junta militer Myanmar, Zaw Min Tun, menyebut bahwa militer Rusia telah ‘melakukan hal yang dibenarkan demi keberlanjutan kedaulatan negara mereka’.

Zaw bahkan menyebut jika tindakan Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina menjadi petunjuk posisi Rusia sebagai kekuatan dunia.

Sebagai sekutu utama Myanmar, Rusia merupakan pemasok senjata bagi para jenderal militer Myanmar. Rusia juga berulang kali melindungi junta Myanmar dalam forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Disaat dunia beramai-ramai mengecam invasi militer Rusia terhadap Ukraina, dua negara ini menunjukkan posisinya berdiri dibelakang Rusia. Invasi militer itu sendiri melibatkan pengerahan tentara, tank dan serangan udara ke kota-kota Ukraina.

Sementara negara-negara Barat secara kompak telah menjatuhkan rentetan sanksi ekonomi. Sanksi itu banyak menargetkan pengusaha dan bank-bank Rusia, para konglomerat yang juga sekutu dekat Putin dan para pejabat pemerintahan Rusia sendiri.

Sedangkan Jepang merupakan negara Asia yang juga memberlakukan sanksi terhadap Rusia, yakni pembatasan ekspor chip. Hal itu diumumkan pada Jumat 25 Februari 2022. (tvl)

Back to top button