“Tak Ada Jalan Pulang”
–Sajak Marlin Dinamikanto
Ku tabur debu di pelupuk malam. Gelap tak lihat. Betapa rindu garuk-garuk ingatan. Semoga saja kunang-kunang ikut kelilipan. Gagal terbang. Supaya rindu tetap sepi di kedalaman.
Ku timpuk sarang purnama. Rembulan buta. Tak lagi lihat ku gelisah cari jalan pulang. Selalu gagal. Temukan jejak lama yang terhapus hujan.
Angin begitu kencang. Sepatu hilang terbenam sepi yang panjang.
Tak pula hasrat kugigit ketika sesat. Tak pula kunang-kunang gagal terbang. Tak pula fosfor berpendar kaki ilalang. Tak pula plakat terbungkus ragu ketika sinyal merobek angan.
Seluruh hasrat tumpah basah. Tak pula gerak kaki. Setelah sepatu terbenam hujan. Rumpun ilalang tak lagi menyimpan purnama. Bahkan kunang-kunang menjadi rayap. Tak bisa terbang.
Hanya menyisakan gejolak cinta yang mudah bimbang
Tak lagi jalan pulang kutemukan meskipun tak juga alasan pergi menjauh dari rindu yang bergetah ingatan. Hati sudah dingin. Hanyut. Di batuan kali berlumut
Tak lagi sisa cinta yang bisa dipungut !!! –Jakarta, 2 November 2023