Taliban Tangkap Aktivis Perempuan yang Melakukan Aksi Demonstrasi
Taliban menyebut demonstrasi perempuan baru-baru ini yang dianggap menghina nilai-nilai Afghanistan.
JERNIH-Seorang aktivis hak-hak perempuan dan tiga saudara perempuannya ditangkap Taliban dalam sebuah penggerebekan di satu apartemen di Kabul, Afghanistan.
Dilansir AP, pada Kamis (20/1/2022), Aktivis perempuan bernama Tamana Zaryabi Paryani, merupakan peserta demonstrasi perempuan yang baru-baru ini digelar di Kabul. Dalam aksi itu para demonstran dianggap menghina nilai-nilai Afganistan.
Pada Minggu (16/1/2022) sekitar 25 perempuan melakukan aksi demonstrasi dalam protes anti-Taliban pada Minggu (16/1) terhadap kewajiban jilbab bagi wanita.
Para demonstran diketahui membakar burkak putih, pakaian tradisional wanita dari ujung kepala sampai ujung kaki yang hanya menyisakan celah jala untuk mata.
Saksi mata yang melihat penggerebegan dikawasan itu menyebut ada sekitar sepuluh pria bersenjata para Rabu (19/1/2022). Mereka mengaku dari Departemen Intelijen Taliban.
Saksi yang berbicara dengan syarat anonim, juga menyebut peristiwa penggerebekan yang terjadi sekitar pukul 20.00 waktu itu dilakukan oleh orang-orang bersenjata. Mereka naik ke lantai tiga kompleks apartemen Kabul di mana Paryani tinggal. Mereka kemudian menggedor pintu depan memerintahkan dia untuk membuka pintu.
Kelompok pria bersenjata tersebut kemudian menendang pintu apartemen Paryani berulang kali sampai terbuka, kata saksi. “Mereka membawa pergi empat perempuan, semuanya saudara perempuan,”.
Saksi juga memastikan jika salah satu perempuan dari empat yang dibawa kelompok bersenjata Taliban tersebut adalah Paryani, sang aktivis..
Sebelumnya beredar di media sosial rekaman Paryani tengah ketakutan dan berteriak minta tolong. Ia menyebut kediamannya didatangi Taliban dan menggedor apartemennya.
“Tolong tolong, Taliban telah datang ke rumah kami, hanya saudara perempuan saya yang ada di rumah. Saya tidak bisa membuka pintu. Mohon..Tolong! ”katanya dalam rekaman itu. Terdengar juga suara perempuan tengah menangis.
Sebuah rekaman Associated Press dari tempat kejadian pada hari Kamis menunjukkan pintu depan apartemen, terbuat dari logam dan dicat coklat kemerahan, penyok dan tampak sedikit terbuka. Pintu keamanan luar dari bilah baja ditutup dan digembok, sehingga mustahil untuk memasuki apartemen Paryani.
Tampak pula tetangga penghuni apartemen berlari ke dalam rumah mereka. Mereka menolak berbicara dengan wartawan. Mereka takut akan pembalasan Taliban
Menurut Juru bicara polisi yang ditunjuk Taliban di Kabul, Jenderal Mobin Khan, unggahan video Paryani adalah drama buatan.
Sementara seorang juru bicara intelijen Taliban, Khalid Hamraz, mengatakan menghina nilai-nilai agama dan nasional rakyat Afghanistan dapat tidak ditoleransi lagi.
Hamraz justru menuduh aktivis hak perempuan memfitnah penguasa baru Taliban Afghanistan dan pasukan keamanan untuk mendapatkan suaka di Barat. Ia tidak membenarkan atau menyangkal penangkapan itu. (tvl)