Ulama Perempuan pada Puan: yang Dukung RUU TPKS Lebih Banyak
Mereka berharap RUU TPKS dapat segera disahkan dan menjadi payung untuk tiap perempuan agar mendapat keadilan dan mendapat perhatian yang memadai.
JERNIH-Anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI, Nur Rofiah mengatakan jika mereka yang menolak Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) atas nama agama Islam hanya bersifat parsial. Hal tersebut disampaikan Nur Rofiah saat bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. Nur Rofiah didampingi beberapa tokoh perempuan lainnya.
Nur Rofiah bahkan menjamin jika umat Islam yang mendukung lebih banyak dari pada yang menolak RUU inisiatif DPR tersebut.
“Jadi kalau sampai ada yang menolak RUU TPKS menjadi Undang-Undang atas nama Islam jangan khawatir Mbak Puan, karena yang mendukung jauh lebih banyak,” kata Nur, pada Rabu 12 Januari 2022, lalu.
Diakui Nur, bahwa dirinya telah menginisiasi istighasah virtual yang diikuti ratusan pesantren untuk mendoakan agar RUU TPKS segera disahkan.
Diingatkan oleh Nur bahwa seseorang tidak dapat memilih saat dilahirkn, termasuk ketika dilahirkan sebagai perempuan. Namun dalam perjalanan hidupnya banyak perempuan mendapat perlakuan yang tidak adil, karena hal yang berada di luar kuasa mereka.
“Perempuan sangat rentan mengalami ketidakadilan. Misalnya stigmatisasi, marginalisasi, suberinasi, kekerasan karena hanya ‘menjadi’ perempuan,” kata Nur lebih lanjut.
Keberadaan RUU TPKS, kata Nur, dapat membantu mewujudkan salah satu tujuan Islam yakni sistem kehidupan yang adil bagi semua orang. Karena Islam melarang kedzaliman dan ketidakadilan, termasuk bagi perempuan.
“RUU TPKS dapat segera disahkan dan menjadi payung untuk tiap perempuan agar mendapat keadilan dan mendapat perhatian yang memadai. Tujuan Islam adalah mewujudkan sistem kehidupan yang menjadi anugerah bagi semesta termasuk untuk perempuan,” pungkas Nur.
Dukungan serupa sempat dilontarkan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ketua Korps PMII Putri Cabang Lamongan Rifa Nur Diana Arofa mengatakan RUU TOPS mendesak agar terbentuk jelas sistem yang bisa menghapus kekerasan seksual.
“Dengan disahkannya RUU ini, kita dapat melindungi bangsa kita dengan menciptakan sistem pencegahan, pemulihan, penanganan, dan rehabilitasi yang benar-benar dapat menghapuskan kekerasan seksual,” ungkap Rifa dikutip dari beritajatim.com.
Menanggapi aspirasi Puan Maharani mengatakan dirinya memahami akan mendesaknya RUU TPKS. Namun ia menekankan agar semua pihak mengikuti prosedur dan memberi waktu untuk lebih luas menjaring aspirasi masyarakat dari berbagai lapisan.
“Apa yang terjadi di agama Islam tentu beda dengan di agama Kristen, apa yang di agama Kristen tentu beda dengan apa yang biasa kita lakukan di agama Islam dan lain sebagainya. Masukan yang tadi sudah disampaikan oleh ibu, mbak, adik-adik, dan mas-mas ini semua tentu