Usai Bertemu Putin Mengapa Kursi Kim Jong Un Dibersihkan?

Tindakan staf khusus tersebut adalah bagian dari protokol keamanan ekstrem yang dijalankan Korea Utara demi melindungi jejak biologis Kim, termasuk DNA, sidik jari, maupun air liur yang bisa tertinggal di permukaan benda.
JERNIH-Sebuah momen unik terjadi usai pertemuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Beijing, Tiongkok.
Staf khusus Kim dengan sigap langsung mengelap kursi dan meja yang digunakan Kim, sesaat setelah pemimpin Korea Utara tersebut meninggalkan ruangan. Bahkan gelas yang baru saja digunakan Kim juga diambil oleh staf khusus tersebut. Momen tersebut terekam dalam sebuah video.
“Setelah negosiasi selesai, staf yang mendampingi pemimpin Korea Utara dengan hati-hati menghancurkan semua jejak keberadaan Kim,” tulis jurnalis Kremlin, Alexander Yunashev di kanal Telegram-nya, dilansir pada Senin (8/9/2025).
Selanjutnya kain yang digunakan untuk mengelap tersebut dimasukkan ke dalam sebuah plastik bening
Tindakan staf khusus tersebut adalah bagian dari protokol keamanan ekstrem yang dijalankan Korea Utara demi melindungi jejak biologis Kim, termasuk DNA, sidik jari, maupun air liur yang bisa tertinggal di permukaan benda.
Protokol keamanan yang konsisten tersebut terlihat dari beberapa kunjungan sebelumnya, dimana Kim dilaporkan membawa toilet pribadi untuk memastikan sampel tubuhnya tidak tertinggal. Seperti pada saat pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 2018. Pada saat itu, pegawai Kim juga menyemprotkan cairan dan mengelap kursi tempat Kim duduk.
Demikian juga saat KTT dengan Donald Trump di Hanoi di tahun 2019, hotel tempat ia menginap juga disterilkan, furnitur disemprot hingga perlengkapan tidur diganti demi mencegah ada jejak biologis yang tertinggal. Praktik seperti ini menunjukkan betapa isu kesehatan dan kerahasiaan data biologis bisa menjadi perhatian besar, terutama bagi tokoh politik dengan risiko keamanan tinggi.
Michael Madden, peneliti kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center di Amerika Serikat, menyebut bahwa praktik tersebut sudah menjadi prosedur baku sejak masa Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.
“Toilet khusus dan kantong sampah yang berisi sisa-sisa, puntung rokok, maupun limbah tubuh digunakan agar badan intelijen asing, bahkan yang bersahabat sekalipun, tidak bisa mendapatkan sampel untuk diuji,” kata Madden.
“Dari situ, mereka bisa mengetahui kondisi medis yang dialami Kim Jong Un, termasuk lewat rambut atau kulit yang tertinggal,”.
Sebagaimana diketahui DNA menyimpan informasi sensitif tentang identitas sekaligus kondisi kesehatan seseorang.
Hanya dari sampel kecil seperti rambut atau liur, seseorang dapat dianalisa potensi penyakit, riwayat kesehatan, hingga risiko genetik tertentu. Karena itu, bagi pemimpin negara otoriter seperti Kim Jong Un, menjaga agar data biologis tidak jatuh ke tangan asing dianggap sama pentingnya dengan menjaga rahasia politik atau militer. (tvl)






