Belum Selesai Omicron Kini Muncul Varian Deltacron
Mereka menyebut Deltacron karena secara genetik mirip dengan Omicron, sedangkan secara genom lebih mirip Delta.
JERNIH-Kegelisahan Omicron belum selesai kini muncul berita baru tentang Deltacron. Yakni varian gabungan antara varian delta dan omicron. Siprus menjadi negara pertama yang telah menemukan adanya varian baru Covid-19
Para peneliti menyampaikan alasan mengapa mereka menyebut Deltacron karena secara genetik mirip dengan Omicron, sedangkan secara genom lebih mirip Delta.
“Kita akan melihat di masa depan apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular atau apakah akan menang melawan dua strain dominan, delta dan omicron,” kata Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, dikutip dari CNBC International, pada Minggu (9/1/2022).
Kasus Deltacron telah ditemukan oleh Kostrikis dan timnya. Adapun jumlah kasus yang ditemukan hanya di Siprus mencapai 25 kasus. Namun para peneliti menganggap masih terlalu dini untuk menyebut jumlah kasus yang da. Mereka juga belum menentukan apakah varian ini lebih berbahaya atau tidak.
Langkah awal yang diambil para peneliti adalah mengirimkan data yang mereka miliki ke GISAID, database internasional yang melacak virus.
Infeksi Covid biasanya hanya melibatkan satu strain mutan, tetapi dalam kasus yang sangat jarang, dua varian dapat menyerang pada saat yang bersamaan. Jika ini juga menginfeksi sel yang sama, mereka mungkin dapat bertukar DNA dan bergabung untuk membuat varian baru virus Corona.
Sebagaimana diketahui dunia masih gempar dengan penyebaran omicron yang memiliki karakteristik sangat cepat dan telah menyebabkan meningkatnya penyebaran kasus baru di banyaj negara di dunia.
Beberapa waktu lalu Dr Paul Burton, Pemimpin perusahaan medis Moderna pembuat vaksin Covid-19 itu, memperingatkan tingginya jumlah Delta dan Omicron membuat kombinasi itu mungkin terjadi.
Di Indonesia, data yang dimiliki Kementerian Kesehatan per Jumat (7/1/2021), menyebut di Indonesia terdapat 318 kasus akibat varian Omicron dimana 295 merupakan kasus impor dan 23 kasus transmisi lokal. (tvl)