Sanus

BRIN Ciptakan Biskuit untuk Cegah Anemia dan Stunting

Ibu yang menderita anemia dan mempunyai indeks massa tubuh rendah dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk kecerdasannya, dan berpotensi melahirkan bayi dengan kekerdilan.

JERNIH-Kabar gembira datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Lembaga tersebut dikabarkan berhasil menciptakan biskuit bergizi yang ditujukan untuk ibu hamil. Biscuit tersebut diciptakan untuk membantu ibu hamil dalam memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan untuk mencegah anemia dan kekerdilan (stunting).

Informasi tersebut disampaikan perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Noer Laily, dalam Webinar Talk to Scientists Riset dan Inovasi untuk Kedauatan Pangan dan Energi yang diikuti secara virtual di Jakarta,

“Sudah dikembangkan produk biskuit bergizi untuk ibu hamil di mana di sini juga mengandung hidrolisat kedelai tetapi untuk mikronutriennya ditambahkan dengan tepung kelor,” kata Noer Laily, pada Selasa (9/8/2022 lalu).

baca juga: Ke Purbalingga Kini Bisa Lewat Bandara Pondok Cabe. Ini Jadwalnya

Biskuit bergizi tersebut sudah bisa diproduksi dengan skala di industry. Skala produksi sudah berhasil dilakukan untuk 300 kilogram/batch.

Saat ini tengah dilakukan uji efikasi pada ibu hamil yang mengalami masalah anemia atau kurang energi kronis. Sebab ibu yang menderita anemia dan mempunyai indeks massa tubuh rendah dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk kecerdasannya, dan berpotensi melahirkan bayi dengan kekerdilan.

Produk biskuit dikembangkan dengan komposisi gizi mengacu pada pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016

Penggungaan hidrolisat kedelai pada biskuit, karena ingredient (bahan/unsur) yang bisa diformulasikan ke dalam berbagai macam produk untuk meningkatkan penyerapan gizi serta mencegah malnutrisi, mencegah anemia dan kekerdilan (stunting).

Sedangkan penggunaan daun kelor karena mengandung makronutien dan mikronutrien seperti protein, vitamin A, C, E, B6, tiamin, riboflavin, niacin, dan folat serta kaya akan mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), zat besi (Fe), magnesium (Mg), dan zinc (Zn).

baca juga: Seorang Balita di Jerman Terinfeksi Cacar Monyet

Karena biscuit dibuat dengan menggunakan tepung kelor, maka dapat dipastikan biskuit tersebut kaya mikronutrien yang bersumber dari daun kelor, yakni vitamin dan mineral. Kelor (Moringa oleifera) juga memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan mempunyai aktivitas antioksidan.

Di samping itu, tanaman kelor merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai imunostimulan, yakni senyawa yang dapat memodulasi sistem imun sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Data Kementerian Kesehatan menyebut sekitar lima dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kurang darah dan berpotensi melahirkan anak dengan kekerdilan (stunting).

Stunting adalah kondisi seorang anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik atau masalah kekurangan gizi kronik pada masa awal pertumbuhannya, sehingga anak stunting memiliki tubuh lebih pendek dari tinggi badan normal untuk anak seusianya. (tvl)

Back to top button