Sanus

Pfizer Tunggu Pemerintah AS Izinkan Vaksin Dosis ke-4 untuk Manula

Dua booster tambahan dinilai mampu menekan tingkat infeksi dua kali lebih rendah juga tingkat penyakit parah empat kali lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya mendapatkan satu dosis penguat.

JERNIH-Sebuah laporan menyatakan Pfizer dan mitranya BioNTech meminta regulator Amerika Serikat (AS) untuk mengesahkan dosis keempat vaksin Covid-19 untuk manula.

“Permintaan kami didasarkan pada dua penelitian Israel yang menunjukkan bahwa tambahan booster vaksin mRNA dapat meningkatkan imunogenisitas dan menurunkan tingkat infeksi yang terkonfirmasi dan keparahan penyakit,” kata Pfizer-BioNtech, dilansir AP pada Rabu (16/3/2022).

Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) dan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) tengah mempertimbangkan permintaan tersebut dengan pertimbangan kapan para manula disarankan menerima dosis keempat setelah menerima dosisi ketiga.

baca juga: Obama Umumkan Dirinya Terpapar Covid

Pada Minggu (13/3/2022), CEO Pfizer Albert Bourla mengisyaratkan rencana perusahaan tersebut dalam acara“Face the Nation”  di CBS.

“Perlindungan yang Anda dapatkan dari ketiga, cukup baik, sebenarnya cukup baik untuk rawat inap dan kematian. Itu tidak baik untuk melawan infeksi. Tetapi kami hanya mengirimkan data tersebut ke FDA dan kemudian kami akan melihat apa yang juga akan dikatakan para ahli di luar Pfizer,” katanya.

Selama ini pemerintah AS hanya menganjurkan dua dosis utama dan beberapa bulan kemudian menerima dosis penguat atau booster untuk semua orang yang berusia 12 tahun ke atas.

Aplikasi baru berusaha menambahkan dosis keempat namun hanya untuk warga berusia di atas 65 tahun karena mereka merupakan populasi yang paling terpukul oleh pandemi.

Pfizer mendasarkan aplikasi barunya pada data dari Israel, yang telah menawarkan dosis tambahan kedua kepada orang-orang berusia 60 tahun ke atas dan petugas kesehatan.

Israel telah memberikan dosis booster kedua bagi warganya. Studi pertama di Israel terkait pemberian dosis booster tambahan itu menunjukkan mampu menekan tingkat infeksi dua kali lebih rendah juga tingkat penyakit parah empat kali lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya mendapatkan satu dosis penguat.

Kemudian studi kedua di Israel dengan target petugas kesehatan berusia 18 tahun ke atas yang menerima dosis booster kedua menunjukkan tingkat antibodi pada mereka yang menerima booster kedua secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidak mendapatkannya. (tvl)

Back to top button