Hangatkan Dingin
Dingin di luar, dingin di dalam, harus kutemukan pemantik apinya di kedalaman diri. Dalam pijar terang pikir, nyala sukma, dan kobar karsa, di tengah muram cuaca nurani dan visi bangsa.
Oleh : Yudi Latif
JERNIH– Dingin di luar, dingin di hati. Tak bisa kuhangati dengan perapian. Tak bisa kusemangati dengan nyanyian.
Di manakah kutemukan sinar mentari yang bisa mencairkan kebekuan impian? Di manakah kutemukan spirit yang bisa menghidupkan gairah arung jiwa?
Dingin di luar, dingin di dalam, membekukan jiwa. Daya cipta redup. Jantung hati tak berdenyut. Darah kata tak lagi mengalir. Hidup dijalani dengan mati rasa.
Di manakah kutemukan percaya yang bisa membangkitkan asa? Di manakah kutemukan haluan yang bisa menuntun langkah? Di manakah kutemukah kasih yang bisa menghidupkan rasa?
Dingin di luar, dingin di dalam, harus kutemukan pemantik apinya di kedalaman diri. Dalam pijar terang pikir, nyala sukma, dan kobar karsa, di tengah muram cuaca nurani dan visi bangsa. [ ]