SolilokuiVeritas

Iftar di Kastil Windsor: Mungkinkah Raja Charles III Keturunan Nabi Muhammad SAW?

Harold Brooks-Baker (1933-2005), jurnalis, pengusaha penerbitan dan penelusur silsilah (genealogist), adalah yang pertama kali me-nyatakan pada 1986 kepada Perdana Menteri Margareth Thatcher bahwa Ratu Elizabeth II memiliki keterkaitan silsilah dengan Nabi Muhammad ﷺ ( peace be upon him ) melalui Putri Zaidah dari Seville (Zaida of Seville), menantu perempuan Khalifah Al Mu’tamid ‘Alallah

Oleh : Akmal Nasery Basral (@akmalbasral)

JERNIH– 1/ Cahaya Ramadan berpendar di Aula St. George, Kastil Windsor, London, Ahad (2/3). Untuk pertama kalinya dalam seribu tahun usia kastil tertua dan terbesar di dunia yang masih dihuni itu, sekitar 350 umat Islam Inggris melakukan iftar (buka puasa) bersama. Sebuah pengalaman yang akan lestari dalam memori.

“Sungguh baik hati keluarga kerajaan yang mengizinkan kediaman mereka bagi kami,” ujar seorang tamu perempuan kepada BBC. “Atmosfernya luar biasa, sulit dipercaya,” timpal hadirin lainnya. Rasa takjub mereka mengingat bahwa Aula St. George selama ini digunakan sebagai tempat prestius jamuan makan kepala negara, kepala pemerintahan atau tamu VVIP. Tapi kali ini tak ada meja dan kursi. Semua disingkirkan agar peserta iftar bisa duduk di lantai, tradisi klasik komunitas Muslim.

Iftar spesial itu digagas Ramadan Tent Project (RTP), organisasi nirlaba yang didirikan mahasiswa muslim SOAS University of London pada 2013. Tujuannya untuk mengenalkan khazanah Ramadan kepada warga Inggris Raya, termasuk yang tinggal di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. “Raja Charles III sosok luar biasa yang membuat acara ini terwujud karena komitmennya untuk masyarakat Inggris yang kohesif,” puji Omar Salha, pendiri dan direktur eksekutif RTP. “Kami sangat berterima kasih kepada Paduka Raja atas dukungannya kepada komunitas Muslim Inggris.”

Persiapan iftar dilakukan berbulan-bulan, dan tak bisa berjalan tanpa persetujuan Raja. Pada pertengahan Februari, pengumuman undangan disebarluaskan. Yang berminat boleh perorangan atau keluarga dengan anak kecil dan remaja. Dari respons masuk membludak, dilakukan penyaringan oleh RTP demi keadilan. Tak ada biaya. Mereka yang terpilih dari seantero Inggris mendapatkan tur ke beberapa bagian kastil sebelum iftar dimulai.

Apa yang menyebabkan Raja Charles III sebagai kepala tituler Gereja Anglikan berani melakukan terobosan historis yang belum pernah dilakukan ibunya, mendiang Ratu Elizabeth II, bahkan para leluhur mereka dari dinasti Windsor? “Paduka Raja telah memperjuangkan keberagaman agama dan percakapan antaragama selama bertahun-tahun,” ungkap Simon Maples, direktur Kunjungan Wisatawan ( Visitor Operations Director) Kastil Windsor, yang menghadiri iftar.

Peristiwa historis ini kembali memunculkan pertanyaan dan debat spekulatif yang muncul pertama kali pada era 1980-an.

2/. Harold Brooks-Baker (1933-2005), jurnalis, pengusaha penerbitan dan penelusur silsilah (genealogist), adalah yang pertama kali menyatakan pada 1986 kepada Perdana Menteri Margareth Thatcher bahwa Ratu Elizabeth II memiliki keterkaitan silsilah dengan Nabi Muhammad ﷺ (peace be upon him) melalui Putri Zaidah dari Seville ( Zaida of Seville), menantu perempuan Khalifah Al Mu’tamid ‘Alallah, penguasa ke-15 Dinasti Abbasiyah Kedua yang memerintah pada akhir abad ke-11 (1069-1091)

Syahdan setelah suaminya wafat, Zaidah dipersunting oleh Alfonso VI, Raja Leon ( King of Leon, 1065 0 1072) dan Kaisar Spanyol (1072-1109), sebagai selirnya. Pernikahan mereka melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Sancho, dan kelak mempunyai keturunan Henry VII, Raja Inggris (1485-1509), leluhur Ratu Elizabeth II dan putranya, Raja Charles III.

Jika benar Zaidah dari Seville merupakan moyang dinasti Windsor yang berkuasa di Inggris sejak 1917, lantas bagaimana kaitan Zaidah dengan Nabi Muhammad ﷺ?

Sejarawan Maroko Abdelhamid Al-Aouni menyatakan bahwa hasil penelitiannya terhadap 43 generasi di atas Ratu Elizabeth II berakhir pada Fatimah, putri Nabi Muhammad ﷺ. “Ini bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dua agama dan dua kerajaan,” ujarnya kepada majalah The Economist.

Mufti Besar Mesir periode 2003-2013 Syekh Dr. Ali Jum’ah Muhammad bin Abdul Wahhab—atau Ali Gomaa—termasuk merespon positif penelitian Al-Aouni menurut harian Maroko Al Ousboue.

Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya. “Ini adalah pemutarbalikan fakta lintas agama meski dengan maksud baik,” ujar Lesley Hazleton, dalam buku The First Muslim: The Story of Muhammad. “(Maksud baik) itu karena tingginya penghujatan terhadap Islam di Barat sehingga dengan adanya kaitan antara Ratu Elizabeth dengan Nabi Muhammad bisa meredakan ketegangan. Semua ini hanya clickbait.”

Meski sampai sekarang, hampir 40 tahun sejak klaim awal Brooks-Baker muncul, masih belum ada bukti ilmiah yang benar-benar bisa disepakati dunia akademis tentang keterkaitan genealogi Ratu Elizabeth sebagai keturunan Nabi Muhammad, namun wacana ini cukup dipercaya oleh sebagian kalangan dunia Muslim.

3/
Terlepas dari soal kontroversi genealogi tersebut yang masih menjadi perdebatan di kalangan ahli silsilah, iftar di Kastil Windsor dengan persetujuan Raja Charles III tetap sebuah peristiwa bersejarah dalam komunitas antaragama di Britania Raya yang patut diapresiasi positif. Terutama mengingat jejak traumatik Perang Salib yang belum sepenuhnya lindap dari ingatan historis masyarakat Inggris. []

6 Ramadan 1446 H/6 Maret 2025

Back to top button