Solilokui

Laporan Ketenagakerjaan Terburuk Dalam Sejarah Amerika

Saat ini, tingkat pengangguran sebenarnya mungkin di suatu titik di awal angka 20-an, yang akan membuatnya setara dengan angka pada puncak Great Depression.

Oleh   : John Cassidy

Amerika Serikat tidak pernah menemukan laporan bulanan ketenagakerjaan seperti pada April kemarin, yang dirilis Departemen Tenaga Kerja pada Jumat pagi (8/5). Angka-angka dalam laporan itu didasarkan pada dua survei: survei rumah tangga, yang dilakukan Biro Sensus, dan survei bisnis, yang dilakukan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS).

“Survei rumah tangga umumnya dikumpulkan melalui wawancara langsung dan telepon, tetapi wawancara pribadi tidak dilakukan untuk keamanan pewawancara dan responden,”kata laporan itu. Semua regional call center yang melakukan survei bisnis ditutup bulan lalu, tetapi beberapa pewawancara bekerja dari rumah, dan departemen mendorong perusahaan untuk mengajukan laporan penggajian mereka secara elektronik. Sebagai hasil dari upaya ini, jumlah data yang dikumpulkan oleh survei bisnis “pada dasarnya tidak berubah dari tingkat pengumpulan sebelum pandemi,” kata laporan itu.

Dengan kata lain, laporan BLS memberikan gambaran paling komprehensif tentang bagaimana PSBB virus corona telah mempengaruhi perekonomian. Yang utama adalah, tingkat pengangguran melonjak dari 4,4 persen menjadi 14,7 persen pada bulan April, dan jumlah karyawan pada daftar gaji perusahaan turun sebesar 20,5 juta.

Kedua lompatan ini memiliki skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada bulan Oktober 2009, setelah krisis keuangan yang hebat, tingkat pengangguran mencapai 10 persen. Pada November dan Desember 1982, satu setengah tahun setelah ketua Fed Paul Volcker menaikkan suku bunga secara tajam untuk menurunkan inflasi, angka itu mencapai 10,8 persen. Kami belum melihat tingkat pengangguran setinggi yang terjadi sekarang sejak 1930-an.

Selain itu, angka 14,7 persen secara substansial meremehkan tingkat pengangguran aktual karena beberapa alasan. Salah satunya adalah teknis. Berdasarkan jawaban yang mereka berikan kepada pejabat yang melakukan survei rumah tangga, orang-orang bisa dihitung sebagai bekerja, menganggur, atau keluar dari angkatan kerja sepenuhnya. Laporan Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa orang-orang yang diberhentikan karena PSBB terkait virus, seharusnya diklasifikasikan sebagai “menganggur karena PHK sementara alias dirumahkan.” Tetapi banyak dari mereka dikategorikan sebagai “dipekerjakan tetapi absen dari pekerjaan.” Jika absen ini dimasukkan dalam penghitungan sementara PHK, “tingkat pengangguran keseluruhan akan hampir 5 poin persentase lebih tinggi dari yang dilaporkan.”

Dengan penyesuaian tersebut, tingkat pengangguran bisa mendekati 20 persen. Tetapi bahkan angka itu sudah ketinggalan zaman, karena pekan referensi untuk survei rumah tangga, yang merupakan akar tingkat pengangguran, adalah 12 April hingga 18 April. Sejak itu, setidaknya tujuh juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran. Saat ini, tingkat pengangguran sebenarnya mungkin di suatu titik di awal angka 20-an, yang akan membuatnya setara dengan angka pada puncak Great Depression.

Laporan hari Jumat menegaskan, PHK dan yang ‘dirumahkan’ telah mempengaruhi hampir setiap bagian ekonomi—sector manufaktur, pemerintah, dan jasa– dengan sector-sektor yang paling terakhir mengalami dampak. Restoran dan bar saja telah menghasilkan PHK hampir 5,5 juta pekerja bulan lalu. Kelompok retailer memberhentikan lebih dari dua juta. Sekitar satu juta orang yang telah bekerja di taman hiburan, kasino, dan bisnis rekreasi lainnya, bergabung dengan barisan para penganggur. Begitu pula jumlah orang yang bekerja di kantor dokter, dokter gigi, dan praktisi kesehatan lainnya. Sekitar 800 ribu orang yang bekerja di binatu atau dry cleaning telah di-PHK. Begitu juga sekitar 800 ribu pekerja hotel.

Di banyak industri yang paling terpukul, karyawan tidak dibayar banyak. Analisis laporan ketenagakerjaan dari Center on Budget and Policy Priorities memperkirakan bahwa “lebih dari setengah dari semua kehilangan pekerjaan berasal dari kelompok industri berpenghasilan rendah.” Secara keseluruhan, industri-industri bergaji rendah ini telah memangkas tenaga kerja mereka hampir mendekati 30 persen sejak Februari.

Sebagai perbandingan, industri-industri di sepertiga dari setengah (sepertiga tengah) distribusi gaji telah memotong 12 persen dari tenaga kerja mereka, dan industri-industri di sepertiga teratas merosot ‘hanya’ delapan persen dari karyawan mereka. Angka-angka ini mengkonfirmasi munculnya dua ekonomi coronavirus yang berbeda. Dalam ekonomi profesional bergaji tinggi, kebanyakan orang mempertahankan pekerjaan dan pekerjaan mereka dari rumah. Di sektor-sektor di mana upah rendah dan pekerja cenderung memiliki lebih sedikit kualifikasi pendidikan, PSBB artinya tak lebih dari menjadi pengangguran.

Karena mereka dibayar rendah, banyak dari mereka yang baru menganggur tidak memiliki sumber keuangan untuk bertahan untuk hidup mandiri. Kongres harus memperluas perluasan tunjangan pengangguran baru-baru ini, hingga tingkat pengangguran kembali ke tingkat yang jauh lebih rendah. Program darurat lainnya mungkin juga perlu diperpanjang, dengan lebih banyak bantuan keuangan harus diberikan kepada negara bagian.

Laporan ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pemerintah negara bagian dan lokal memotong gaji mereka sekitar satu juta (dolar) pada bulan lalu. Jika negara bagian dan kota dipaksa untuk memotong anggaran mereka saat pendapatan pajak mereka turun, angka (mereka yang termiskinkan) ini hanya akan meningkat.

Seberapa cepat tingkat pengangguran bisa turun secara signifikan? Laporan hari Jumat tidak menjawab pertanyaan ini. Untuk mencatat apa yang telah terjadi, inilah yang oleh para ekonom disebut sebagai “indikator yang tertinggal.” Di Wall Street, investor bertaruh pada rebound cepat dalam pekerjaan, output, dan laba. Setelah laporan ketenagakerjaan keluar, Dow Jones Industrial Average naik hampir dua persen. Sejak saham mencapai titik terendah pada akhir Maret, indeks telah meningkat lebih dari 30  persen. Nasdaq yang sarat teknologi telah semakin meningkat.

Waktu akan memberi tahu apakah ini taruhan yang cerdas atau contoh lain dari kegilaan orang banyak. Menurut Jared Bernstein, seorang rekan senior di Center on Budget and Policy Priorities, yang juga seorang penasihat ekonomi untuk Wakil Presiden Joe Biden, “hal yang paling dekat dengan angka harapan” dalam laporan ketenagakerjaan adalah fakta bahwa, dari 23 juta orang Amerika yang menganggur, 18 juta dari mereka digolongkan sebagai PHK sementara, daripada tidak memiliki pekerjaan secara permanen.

Kemungkinan besar, banyak dari orang-orang ini akan dipanggil kembali. Selama beberapa bulan ke depan, banyak toko ritel, praktik gigi, tempat konstruksi, rantai makanan cepat saji, dan penerbangan yang ditangguhkan, pasti akan dibuka kembali–lebih disukai dengan protokol social distancing yang tepat. Tetapi berapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan saat bisnis dibuka kembali? Pelajaran dari negara lain, seperti Cina, adalah, dengan banyak orang masih takut akan virus, rebound dari shutdown cenderung lambat dan parsial. Dan di beberapa tempat, seperti beberapa daerah di Jepang, kebangkitan kembali penyebaran infeksi telah memicu PSBB gelombang kedua.

Jika pola itu diulangi di sini, banyak PHK sementara dapat berubah menjadi permanen. MGM Resorts International, yang mengoperasikan 13 properti di Las Vegas, telah merumahkan 63.000 pekerja. Awal minggu ini, perusahaan mengindikasikan bahwa setidaknya beberapa dari pekerja ini tidak mungkin dipekerjakan kembali. Mengingat “ketidakpastian yang terus-menerus dihadapi industri, kami tidak tahu berapa banyak karyawan yang akan kembali bekerja dalam beberapa bulan mendatang,”kata pimpinan MGM, Bill Hornbuckle. Dia hanya mengacu pada satu industri, tentu saja, tetapi pernyataannya bisa saja diterapkan pada ekonomi secara keseluruhan. Pada hari ketika laporan ketenagakerjaan terburuk dalam sejarah dirilis, ketidakpastian yang tak terhindarkan tentang masa depan adalah hal yang paling mengkhawatirkan. [The New Yorker]

John Cassidy telah menjadi kolumnis di The New Yorker sejak 1995

Back to top button