Lebah dan Bunga
Harmoni kehidupan terjaga manaka cinta tak bertepuk sebelah tangan; setiap diri menjaga keseimbangan antara menerima dan memberi, memperjuangkan kepentingan diri seraya bertanggung jawab melayani kepentingan sosial.
Oleh : Yudi Latif
JERNIH–Saudaraku, kepada bunga, lebah mengisap nektar sari sekar tanpa merusak elok rupa dan semerbak harumnya.
Ia ambil secukupnya dari alam secara beradab dan tahu cara berterima kasih dengan membantu proses penyerbukan tumbuhan. Dengan itu, alam berona semerbak bunga.
Harmoni kehidupan terjaga manaka cinta tak bertepuk sebelah tangan; setiap diri menjaga keseimbangan antara menerima dan memberi, memperjuangkan kepentingan diri seraya bertanggung jawab melayani kepentingan sosial.
Semangat saling memberi dan melindungi itu makin terasa pentingnya jika menimbang teori panpsychism.
Menurut teori ini, kesadaran sangat fundamental bagi kehidupan, dan segala wujud–baik benda hidup maupun benda mati, bahkan atom/nuklir– sesungguhnya memiliki kesadaran. Hanya tingkat kesadarannya saja yang berbeda.
Maka dari itu, jika kita merawat dan mengasihi benda apa pun sepenuh hati, segala benda itu juga akan mencurahkan perhatian dan kasihnya pada kita. Barangkali, itulah makna alegoris dari pesan (hadits) Nabi Muhammad SAW, “Cintailah yang ada di bumi, niscaya Yang di Langit akan mencintaimu.”
Dalam kaitan itu, relasi simbiosis lebah dan bunga memancarkan teladan hidup bermoral dilandasi semangat saling mencintai dan memberi. Dengan itulah, kebahagiaan dan kelestarian hidup bersama terjaga.
Kini, saatnya ungkapkan sayang pada kekasihmu dengan bunga, karena hidup memang laksana sekar yang madunya adalah cinta. [ ]