Lima Hal Penghias ‘Taman Dunia’
Datanglah setan membawa “hasadi farokazah”. Panji-panji hasad dan dengki kepada para ulama, agar tidak lagi menyiarkan ilmu untuk menerangi langkah hidup manusia. Melainkan asyik berlomba-lomba mencari kedudukan.
Oleh : H.Usep Romli H.M
Dunia ibarat taman indah. “Ad dunya kal bustanun jamal”, kata para cerdik cendekia. Dilengkapi dengan sarana-sarana keindahan, yang membuat penghuninya betah. Imam an Nisaburi, dalam kitab tafsirnya, menguraikan lima jenis penghias keindahan taman. Yaitu “ilmul ulama” (ilmu ulama), “adlul umaro” (keadilan para pemimpin), “amanatut tujjari” (kejujuran para pengusaha), “ibadatul ujjadi” (ibadahnya khalayak awam), dan “nashihatul muhtarifin” (ketulusan para aparat).
Yang dimaksud ilmu ulama adalah Islam. Kata Imam Malik “la yashluhu amru hadzihil ummati illa sholuhabihi awwaluha. Urusan umat masa kini, tidak akan dapat diselamatkan, kecuali dengan apa yang telah menyelamatkannnya di masa lampau.”
Sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw menunjukkan, dengan ajaran Islam, beliau berhasil mengubah masyarakat jahiliyyah yang sangat hebat kerkufuran dan kemunafikannya (Q.s.at Taubah : 98), menjadi umat terbaik di muka bumi (Q.s.Ali Imran : 110). Ajaran Islam dari Nabi Saw diturunkan kepada para sahabat, para tabi’in, para tabi’it tabi’in hingga para ulama yang disebut “warasatul anbiya”, para pewaris Nabi.
Keadilan para pemimpin, ialah sifat bajik dan bijak dalam mengayomi rakyat, piawai menjalankan pemerintahan. Sehingga tercipta kondisi bangsa dan negara adil, makmur, aman, sejahtera.
Kejujuran para pengusaha, berbentuk tanggung jawab dalam memelihara hubungan baik dengan masyarakat komsumen. Mampu menumbuhkan jaringan ekonomi yang saling menguntungkan satu sama lain atasa dasar kepercayaan dan tolong-menolong. Saling memberi dan saling menerima (Q.s.Al Maidah : 2).
Ibadah kaum awam, akan mendatangkan berkah di segala sektor. Keamanan, kebahagiaan, karena khalayak hidup dalam suasana ketakwaan. Tunduk patuh kepada segala aturan Allah SWT. Melaksanakan yang diperintahkan, meninggalkan yang dilarang. Berkat keimanan dan ketakwaan, terbentuklah masyarakat yang penuh curahan berkah dari langit dan bumi (Q.s.al A’raf : 96).
Ketulusan para aparat karyawan, adalah ketekunan menjalankan tugas, memberi pelayanan yang ikhlas, sehingga mampu menjadi tali pengikat kepercayaan, kesatuan dan persatuan, satu sama lain. Semua berlangsung tulus dan transparan.
Betapa indah jalinan kelima unsur tadi. Menghias dunia tempat manusia hidup dan berkiprah. Menabur amal kebaikan untuk bekal di akhirat kelak.
Namun kondisi itu tidak disukai iblis dan kroni-kroninya Mereka senantiasa berusaha merusak keindahan taman.Agar manusia sesat. Hingar bingar. Lupa pada jatidirinya sebagai mahluk Allah, yang harus tunduk patuh kepada aturanNya.
Betapa mudah setan menggoda manusia yang lemah iman. Sebab mampu berbiak bagai virus. Sabda Nabi Muhammad SAW “innasy syaithanayajriy min ibni adami majra yaddam”. Sesungguhnya setan itu hidup dalam tubuh manusia, mengikuti aliran darah (hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dalam menyesatkan manusia, setan menebar godaan, agar manusia mencari harta dengan cara tidak halal, membelanjakan harta di jalan yang tidak benar, serta menahan harta bukan pada haknya (hadits riwayat Abu Umamah). Maka, memperoleh, menumpuk dan menghamburkan harta, menjadi tujuan hidup manusia. Segala daya upaya diarahkan semata-mata untuk mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.
Untuk mencapai tujuan itu, datanglah setan membawa “hasadi farokazah”. Panji-panji hasad dan dengki kepada para ulama, agar tidak lagi menyiarkan ilmu untuk menerangi langkah hidup manusia. Melainkan asyik berlomba-lomba mencari kedudukan. Saling sikut saling sepak untuk mendapatkan harta dengan memanfaatkan ilmu yang mereka miliki.
Datang pula setan membawa “jauri farakazah” (panji-panji kedzaliman) kepada para pemimpin. Sehingga para pemimpin tidak lagi menjunjung tinggi keadilan. Melainkan mengutamakan kedudukan, kolusi, korupsi, dan tindakan lain yang bertentanga dengan prinsip keadilan dan keberadaban. Melupakan nasib rakyat pemberi kekuasaan.
Kepada para pengusaha, isetan datang membawa “khiyanati farakazah”. Panji-panji khianat. Maka jiwa amanah para pengusaha, berubah drastis . Menjadi penuh penipuan, dan pemalsuan. Hak konsumen tidak lagi diperhatikan. Kewajiban produsen dilanggar. Yang penting, keuntungan terus menumpuk. Laba betambah berlipat ganda tanpa memperhitungkan halal atau haram lagi.
Di hadapan ketaatan dan kekhusyukan ibadah masyarakat umum, setan memancangkan “riya-ul farakazah”. Panji-panji riya. Hilanglah kelembutan, kesopanan, baik sangka. Berganti dengan keberingasan, huru-hara. Tidak lagi takut oleh Allah dan RasulNya. Tak lagi gentar melanggar undang-undang dan norma tata-tertib kehidupan.
Di sisi ketulusan aparat, setan memancangkan “ghassy farakazah”. Panji-panji kedustaan. Lenyaplah rasa ihlas mengayomi, hilanglah bakti suci melayani . Segala sesuatu harus memakai imbalan di luar gaji resmi. Suap sogok, patgulipat, menjadi kebiasaan sehari-hari dan hukum tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh siapapun yang hendak memuluskan urusan.
Jika sudah demikian, meratalah kemaksiatan dan kejahatan. Rusaklah keindahan taman.Hancurlah dunia dan tata kehidupan manusia. Kecuali jika mendapat pertolongan Allah SWT. Hanya kepadaNya kita memohon perlindungan dari kekacauan dunia dan ancaman siksa neraka. [ ]