Solilokui

Memahami Masa Depan ICMI

ICMI juga harus mampu berperan sebagai “home base” atau rumah bersama umat Islam Indonesia.  Sebagai rumah besar, tentu saja ada banyak macam aspirasi yang harus diserap ICMI dan menjadikannya kekuatan untuk mengubah Indonesia. 

Oleh   :  Bambang Sutrisno*

JERNIH– Masa depan adalah sesuatu yang gaib.  Semuanya menjadi rahasia Allah, sebagaimana Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 19.  Jangankan memahami, untuk mengetahui masa depan saja adalah sesuatu yang musykil, apalagi bila hendak memahaminya. Oleh karena masa depan tergantung dari apa yang dikerjakan hari ini, maka Allah memerintahkan manusia untuk mempersiapkan masa depannya dengan baik.

Bambang Sutrisno

Sains modern telah menciptakan rupa-rupa “tools” atau metode untuk memprediksi masa depan. Mulai dari yang berdasarkan ilmu statistik, ilmu teknik, atau ilmu matematik.  Ada juga ilmu-ilmu sosiologi, antropologi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya, namun tetap saja, ilmu-ilmu tersebut tidak dapat menjangkau masa depan dengan pasti.

VUCA

Ada empat ciri dunia modern yang diistilahkan sebagai VUCA world oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, pakar bisnis dan kepemimpinan dari Amerika Serikat. VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity. Volatility dapat berarti mudah berubah, tidak stabil, atau fluktuasi.  Pandemi Covid -19 adalah contoh mudah untuk melihat hal itu.  Pandemi ini telah menghancurkan berbagai sendi kehidupan bisnis, dan juga mengubah pola bisnis dengan cepat.

Uncertainty berarti ketidakpastian.  Tingkat ketidakpastian masa depan semakin tinggi. Itu berarti bahwa kita tidak dapat lagi menggunakan “best practices” atau contoh-contoh keberhasilan yang bisa direplikasi.  Semuanya menjadi tidak relevan dengan kondisi kekinian.

Complexity mengisyaratkan bahwa volume informasi yang masuk ke dalam kepala kita semakin banyak dan saling berkait satu dengan lainnya. Sehingga ada kesulitan menyaring informasi tersebut dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan.

Ambiguity dapat berarti berkurangnya kejelasan atas informasi yang diperoleh.  Situasi yang ambigu dapat menyebabkan satu kondisi diartikan dengan cara berbeda sehingga menyulitkan interpretasi atas kejadian.

Nah, apa kaitan semua itu dengan masa depan ICMI?

Tentu saja sebagai organisasi intelektual terbesar di Indonesia, ICMI harus dapat menyikapi situasi dunia yang berubah.  ICMI tidak dapat lagi menggunakan contoh-contoh atau model-model dahulu untuk menghadapi masa depan. 

Untuk menghadapi situasi “volatility”, ICMI mesti menjabarkan kembali visi yang jelas. Visi yang jelas ini berarti merumuskan kembali Visi Masa Depan organisasi.  Apakah itu lima  tahun ke depan atau 50 tahun ke depan.  Visi tersebut pasti akan berkait dengan visi masa depan Indonesia, negeri tempat ICMI berpijak.  Visi ICMI akan mempengaruhi Visi Indonesia ke depan, dan sebaliknya.  

Visi Indonesia

Visi Indonesia 2045 adalah menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas USD 12.500 per kapita per tahun.  Visi ICMI adalah bagaimana mewujudkan visi Indonesia ke depan ini.  ICMI harus  menjadi penuntun bangsa Indonesia mencapai Visi tersebut dengan langkah-langkah praktis, pragmatis dan konsisten. 

Sebagai organisasi intelektual, peran ICMI harus menjadi inspirasi bangsa.  Pemikiran-pemikiran segar dan bermakna pembaruan seharusnya lahir dan hadir dari ICMI untuk Indonesia.  Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia pasca pandemi  memerlukan jawaban dan tuntunan.  ICMI harus mampu menghadirkan platform peradaban baru dimana terjadi situasi disrupsi yang mengguncang peradaban dunia.

ICMI juga harus mampu berperan sebagai “home base” atau rumah bersama umat Islam Indonesia.  Sebagai rumah besar, tentu saja ada banyak macam aspirasi yang harus diserap ICMI dan menjadikannya kekuatan untuk mengubah Indonesia.  Perbedaan atau keragaman sikap, cara hidup, atau cara mengaktualisasikan ajaran agama Islam harus menjadi kekuatan untuk meramu nilai-nilai positif bersama dan menyajikannya kepada komunitas besar Indonesia.

Dalam kerangka demokrasi, ICMI harus mampu berdiri di atas semua golongan kepentingan politik.  Politik ICMI adalah politik kebangsaan dan keummatan, bukan politik sektarian.  ICMI tidak boleh menjadi kendaraan politik praktis satu golongan saja,  tetapi harus mampu menjadi kendaraan politik kebangsaan yang mengutamakan kemaslahatan ummat dan bangsa Indonesia.

Dalam menghadapi situasi “uncertainty” atau ketidaktentuan, ICMI mesti memiliki kapabilitas keilmuan untuk menganalisis dan menterjemahkan tanda-tanda zaman secara saintifik dan dilandasi oleh metode ilmiah.  Hal ini menjadi sangat penting di era dimana ketidakpastian menjadi begitu nyata sehingga sulit membedakan mana yang hakiki dan mana yang bukan.

Situasi kompleks dan informasi yang saling berkelindan harus dijawab dengan kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi.  ICMI bukan menjadi satu-satunya pemain dalam perubahan.  ICMI harus mampu berkomunikasi, merangkul semua kekuatan bangsa Indonesia untuk menghadapi perubahan.   ICMI harus menghadirkan inovasi atau kebaruan dalam setiap pergerakannya, sehingga akan membawa kesegaran, semangat, dan daya juang baru untuk Indonesia.

Kondisi ambiguity yang sedang terjadi di dunia ini harus disikapi dengan program-program nyata dan inisiatif-inisiatif baru.  Bila pada masa lalu ICMI mampu menjadi motor pengerak perubahan dengan pengembangan ekonomi syariah, maka di masa sekarang inisiatif ICMI diperlukan dalam menghadapi kondisi nyata bangsa. 

Ketidakadilan, ketidakmerataan, dan kemiskinan masih menjadi beban yang harus dituntaskan bangsa Indonesia.Bangsa ini perlu terobosan-terobosan baru dalam bentuk agenda aksi baik dalam inovasi teknologi, ekonomi, pangan 4.0, lingkungan, pendidikan,  maupun inovasi sosial. Kecendikiawanan adalah soal kepedulian, dan kepedulian tidak cukup dengan  pemikiran semata, tetapi memerlukan kemampuan menurunkan ke dalam agenda aksi yang membawa manfaat konkrit, sistemik, dan berkelanjutan.

Program-program nyata diperlukan untuk menuntun bangsa menuntaskan masalah-masalah tersebut.  Diperlukan inovasi, baik dalam urusan-urusan praktis maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan untuk menjawabnya.  Dengan segudang ahli dala berbagai bidang pembangunan, ICMI mampu memberi cahaya arah bagi bangsa Indonesia untuk berjalan dengan lompatan jauh ke depan.  [  ]

*Mantan anggota Dewan Pakar ICMI

Back to top button