Solilokui

Pecinta Aspal: Jangan Lakukan Perubahan Gerakan Mendadak

Melakukan perubahan gerak mendadak rawan memicu kecelakaan.

“Nothing happens until something starts moving, “……tulis Albert Einstein, Fisikawan paling kondang sejagad yang pernah ada.

Penulis: Priyanto M. Joyosukarto,

JERNIH-Setiap manusia baik pada posisi duduk, diam, jalan kaki, berlari, bersepeda atau sedang berkendara motor dan mobil butuh waktu untuk merespon stimulus luar dan kejadian- kejadian yang muncul mendadak di sekelilingnya. Demikian juga terhadap ide-ide dan pemikiran manusia-manusia di sekelilingnya.

Urusan keselamatan dan keamanan tidak lepas dari relasi stimulus-respon (RSR) seperti itu dimana satu faktor penentunya adalah waktu reaksi/waktu respon. Makin pendek atau cepat makin baik. Makin selamat dan/atau aman.

Karena itulah karateka kalau berlatih Ippon Kumite untuk satu teknik saja harus diulang-ulang bisa ribuan kali sampai menjadi reflek bawah sadar tidak perlu mikir lagi. Reflek yang benar dan tepat itu penting. Super penting dalam keselamatan dan keamanan.

Untuk tujuan itu maka kalau anda menjadi pihak yang akan bergerak atau berubah arah relatif terhadap orang-orang atau pengendara di sekitar anda maka kata kuncinya adalah jangan melakukan gerakan dadakan.

baca juga: Pecinta Aspal: Postur Bela Diri dan Postur Berkemudi

Secara teoritis-matematis, melakukan gerakan mendadak berarti membuat gradien dimensional nilainya mendekati atau sama dengan antara satu dan minus satu, atau bila digambarkan pada bidang Kartesian, ordinat (sisi tegak) dibagi absis (sisi datar) bernilai antara 1 dan -1.

Secara fisik, berbagai gerakan dadakan yang harus anda hindari saat berkendara itu antara lain bisa salah satu atau gabungan dari berikut:

  1. Mempercepat gerakan (ngegas);
  2. Memperlambat gerakan (ngerem);
  3. Mengubah arah/haluan (menyerong, membelok, atau memutar arah);
  4. Membuka pintu di keramaian lalulintas;
  5. Mengirimkan/menghentikan sinyal (cahaya, suara, gestur tubuh);
  6. Masuk ke badan jalan;
  7. Menepi ke bahu jalan;
  8. Pindah lajur;
  9. Mendahului;
  10. Naik ke beda ketinggian;
  11. Turun ke beda ketinggian.

Nomer satu, dua dan tiga berlaku pula untuk pejalan kaki di persimpangan.

baca juga: Pecinta Aspal: Ketika Anda Salah Bernavigasi

Terbukti secara empiris semua gerakan fisik mendadak tersebut telah menyebabkan kecelakaan lalu lintas dalam berbagai bentuk berbeda.

Sebagai ganti perubahan gerakan mendadak tersebut, untuk tujuan yang sama anda bisa melakukannya dengan lembut dan bertahap dibantu dengan komunikasi sinyal lebih awal baik berupa lampu maupun gestur tangan untuk memberikan waktu yang cukup kepada pengguna jalan yang lain di sekitar anda untuk bereaksi.

Contohnya, bila anda bersepeda/bermotor/bermobil ingin membelok atau merubah arah dari lajur cepat, anda bisa menyalakan lampu sein dan/atau melambaikan tangan dan/atau mengedipkan lampu dim berkali-kali minimal 20 detik sebelumnya sambil bertahap memperlambat diri sebelum mencapai titik belok yang anda tuju.

Makin jauh kurang dari angka 20 itu terbukti rawan memicu kecelakaan baik dengan kendaraan yang searah dari belakang maupun yang berlawanan arah yang datang dari arah depan.

Berhati-hatilah dengan RSR anda. Ia menentukan keselamatan dan keamanan anda. Nasib Anda!

Terima kasih.

Penulis Priyanto M. Joyosukarto, KOMTRASS & TSS Founder/ Nuclear Engineer/ Industrial Safety&Security Lecturer/ Kyokushin Karate I

Back to top button