Percaya
Ada baiknya kita simak pernyataan Lee Kuan Yew mengenai ”trust”, sebagai modal terpenting dalam usahanya mentransformasikan Singapura yang miskin menjadi negara maju. ”Modal kami cuma kepercayaan dan keyakinan rakyat, kerja keras, hemat, haus belajar, serta kesadaran bahwa tindakan korup, khianati kepercayaan rakyat, akan menghancurkan segala harapan.”
Oleh : Yudi Latif
JERNIH–Saudaraku, apa yang bisa kita pertaruhkan dalam kompetisi global dengan gerak mobilitas yang bergegas, saling terkait, merobohkan tapal batas, dan menciptakan arena permainan yang merata (flat)?
Jawaban yang muncul sebagai tumpuan daya saing umumnya hanya merujuk aset-aset ”teraba” (tangible): sumberdaya material, tenaga terampil, arus investasi, prosedur demokrasi, legislasi dan sejenisnya.
Orang seringkali melupakan kearifan tradisional. Bahwa di balik perubahan cepat serempak, ada elemen konstanta yang sepanjang masa tetap jadi jangkar kekuatan masyarakat. Salah satunya adalah kekuatan karakter sebagai aset tak teraba (intangible).
Dalam hal itu, ada baiknya kita simak pernyataan Lee Kuan Yew mengenai ”trust”, sebagai modal terpenting dalam usahanya mentransformasikan Singapura yang miskin menjadi negara maju. ”Modal kami cuma kepercayaan dan keyakinan rakyat, kerja keras, hemat, haus belajar, serta kesadaran bahwa tindakan korup, khianati kepercayaan rakyat, akan menghancurkan segala harapan.”
Masalah trust ini bukan hanya penting dalam kehidupan politik tetapi juga dalam daya saing perekonomian bangsa. Francis Fukuyama menyimpulkan, “Kemakmuran suatu bangsa, dan juga kemampuannya untuk berkompetisi di pasar global, dikondisikan oleh suatu karakteristik kultural yang bersifar pervasif, yakni tingkat “percaya” (trust) yang secara inheren ada dalam masyarakat tersebut.”
Dalam pandangannya, kita tak dapat memisahkan kehidupan ekonomi dari kehidupan budaya. Dalam suatu era ketika “modal sosial” sama pentingnya dengan “modal fisik”, hanya masyarakat dengan tingkat kepercayaan dan amanah yang tinggilah yang akan mampu menciptakan fleksibilitas, organisasi bisnis berskala luas yang diperlukan untuk berkompetisi dalam perekonomian global.
Alhasil, Jika bangsa ini kehilangan sumberdaya material, kita cuma kehilangan sesuatu. Jika kita tak kunjung menemukan pemimpin yang tepat, kita cuma kehilangan seseorang. Namun jika bangsa ini kehilangan karakter dan rasa percaya, maka kita akan kehilangan segalanya.
Marilah kita muliakan rasa saling percaya, dengan kesungguhan mengemban kepercayaan publik, dibarengi semangat saling berbagi dan saling menghormati. [ ]