“Percikan Agama Cinta”: Dengan Ilmu, Basuhlah Segala Busuk Hidupmu
Kaul dan ragam yang buruk-kasar-irasional berwujud alang-alang, ular, tikus. Rayap-rayap busuk taman akal. Perusak ekosistem semesta.
JERNIH– Saudaraku,
Jiwa-pikiran adalah sebentuk alam tersendiri. Biarlah kusebut itu dengan sebuah pedengan: dunia nafsani. Abstrak. Immaterial. Tersembunyi. Tenggelam. Halus. Larut. Melampaui batas-batas mata.
Namun tilikan itu nyalar dirasakan hadir menemani setiap detak. Menerobos sudut-sudut bena. Berinteraksi dengan dunia tubuh melalui kekuatan patois-imajinasi.
Sadarlah. Isyarat mencerminkan keadaan jiwa-akal. Keindahan berbahasa adalah ekspresi kecerlangan sukma-budi. Keburukan bertutur memantulkan kebusukan atma-mantik.
Kata dan bahasa yang indah-etis-rasional berona tanaman, bunga, air, matahari. Pepohonan taman. Penyejuk alam.
Kaul dan ragam yang buruk-kasar-irasional berwujud alang-alang, ular, tikus. Rayap-rayap busuk taman akal. Perusak ekosistem semesta.
Basuhlah jiwa-pikiran itu dengan ilmu. Jika ilmu sudah masuk di hati, keadaan nurani akan berubah. Jika hati sudah bersalin, perilaku anggota badan akan beralih.
Perbuatan mengikuti keadaan (hal). Raut mengikuti ilmu. Ilmu mengikuti jiwa-pikiran: awal dan kunci segala kebaikan. Menyingkapkan keutamaan tafakur. Karena jiwa-pikiran adalah zikir plus. [Deden Ridwan]