“Percikan Agama Cinta”: Hidup, Bagai Sungai Menemukan Lautnya Sendiri
Hidup bergerak dalam garis seimbang: mimpi dan cinta. Bunga melahirkan kekuatan menaklukan loka
JERNIH– Saudaraku,
Hidup bukanlah semata angan-angan kosong yang kerap melampaui batas-batas imajinasi. Hidup bagaikan air yang terus mengalir. Menyelusup semak-semak berangkal. Bergelora. Berkeringat.
Hidup mesti menerobos waktu. Meraikan kebebasan ide. Menyulut rasa antusiasme. Menyatu dalam satu renyut. Berteriak banglas: tak ada kata mentok untuk makhluk bernama manusia.
Hidup bergerak dalam garis seimbang: mimpi dan cinta. Bunga melahirkan kekuatan menaklukan loka. Cinta membersitkan semangat melayani buana tanpa batas. Sinergi keduanya menjadikan hidup terasa bermakna.
Dari ruh ini, peradaban lahir. Membumi. Menyapa kehidupan dengan tersenyum, di bawah pantulan cahaya ilahi. Sejarah berbicara, setiap peradaban dan monumen agung selalu dibangun karena dorongan cinta dan pengabdian tulus pada Tuhan, bukan karena semangat perang untuk saling menghancurkan meski dengan atas nama Tuhan. Itulah prasasti cinta. [Deden Ridwan]