“Percikan Agama Cinta”: Hidupkan Islam dalam Denyut Hidupmu
Ya, Islam dan hidup itu berjalin kelindan. Saling isi-mengisi. Tidak saling mendahului. Tidak pula saling mencicik. Rawatlah keduanya dengan penuh makna.
JERNIH– Saudaraku,
Hati seorang manusia acap diliputi kilap kebenaran. Merasakan sesuatu tak kasat oleh mata. Huruf tan aksara. Mendengar yang tak diucapkan lidah. Merasa yang tak bisa dirasakan perasaan. Hidup baginya adalah kenyataan paling absah dari Sang Mahacinta.
Wujud seorang anak manusia kerap disarati kurat kehidupan. Mengejawantah menjadi cerah itu sendiri. Senada dengan petuah Rasulullah SAW yang bersabda, “Al-‘ilmu nuurun: Ilmu itu kilauan.” Siapa saja yang memiliki ilmu, cahaya dan dirinya menyatu-padu. Satu dan lainnya sulit dibedakan. Bergerak. Bergulir. Mengalir. Menuju satu titik kulminasi.
Jiwa Islam itu melekat dalam denyut. Ya, Islam dan hidup itu berjalin kelindan. Saling isi-mengisi. Tidak saling mendahului. Tidak pula saling mencicik. Maka, rawatlah keduanya dengan penuh makna.
Itulah esensi al-Din. Menjadi agama sarat ketundukan. Sumarah seorang hamba kepada Sang Mahabijak, perawat asa jagat raya. Mengurai kesibukan. Bersilaju memendam kebajikan. Santak di ujung masa: aku, kamu, kita. Bersimpuh di hadapan ilahi. Tersenyum abadi. [Deden Ridwan]