“Percikan Agama Cinta”: Johny Indo, ‘Robin Hood’ yang Mencapai Hijrah Hati
Ia telah memeluk dua agama langit, dan menjalani akhir hidupnya yang zuhud, dalam naungan cahaya kedamaian Islam. Pelita cahaya bagi kegamangan hidupnya, kemudian bersinaran. Akhirnya, cahaya itu menemani Johny pulang ke kampung ilahi dengan tersenyum.
JERNIH–Saudaraku,
Hidup itu pengembaraan menuju cahaya. Dalam setiap perjalanan, kadang aku mengetem di titik tertentu lebih lama. Namun di titik lain cuma sebentar. Di garis lain lagi, aku malah tak berhenti. Layaknya sebuah petualangan jauh, aku mesti punya bekal cukup. Kusiapkan catu jauh-jauh hari dengan penuh makna.
Salah satu pasokan itu adalah cermin: aku merenung sambil merangka pengelanaan selanjutnya. Dengan lensa, aku merindu pada kilatan cahaya asal-usul di sepanjang waktu petualanganku. Aku acap menemukan kaca di tengah-tengah gemerlap lampu, kolong jembatan gelap-gulita, gumpalan kertas-kertas kumal, atau kisah khalayak.
Di suatu malam sunyi, aku tiba-tiba tersadarkan jejak “Robin Hood” Indonesia bernama: Johny Indo. Aku bersisurut sejenak. Pelancongan hidup sang legenda modern itu sontak mengingatkanku pada suatu kata yang kini begitu viral: hijrah.
Kisahnya sejak mendekam dari penjara ke penjara membuatku terpana. Ia memulai karir banditnya itu tidak dengan bekal memadai sebagai orang rusak, lahir dari keluarga hancur berantakan. Tapi perpaduan kemiskinan yang menjerat, dan nyali luar biasa besar. Perkara nyali itu pulalah yang membuatnya jadi sosok berbahaya selama di Nusakambangan.
Ketahuilah. Dalam hidup Johny, berpadu sempurna kisah cinta anak manusia, intrik perasaannya, kebanalan, janji palsu lelaki, kesetiaan seorang perempuan dan ibu, serta ancaman kejatuhan kemuliaan makhluk paling mulia yang diciptakan Tuhan. Ia telah memeluk dua agama langit, dan menjalani akhir hidupnya yang zuhud, dalam naungan cahaya kedamaian Islam. Pelita cahaya bagi kegamangan hidupnya, kemudian bersinaran. Akhirnya, cahaya itu menemani Johny pulang ke kampung ilahi dengan tersenyum.
Terima kasih Johnny. Engkau sungguh arkitipe pehijrah sejati. Tak hanya berhenti di permukaan simbol atau fisik lalu merayakan kebenaran secara angkuh, namun engkau menusuk sampai ke lubuk terdalam: hijrah hati. [Deden Ridwan]