“Percikan Agama Cinta”: Semua Hal Ada Karena Kata
Sadarlah. Risalah Cinta-Nya pun dibangun di atas cerita-cerita. Membentang lautan. Mewujud peradaban. Tak syak lagi, politik, ekonomi, budaya adalah pertarungan kekuatan untuk memenangkan kuasa-cerita.
JERNIH– Saudaraku,
Pesan-pesan langit itu adalah kata-kata indah. Karena Tuhan tahu kata-kata tak pernah dewasa. Kata-kata selalu menikmati masa kanak-kanak abadinya. Mari menjadi kata-kata. Kata-kata tak pernah lapuk ditelan bisu. Ia tinggal di halaman semesta nan luas.
Kata-kata selalu menua demi dilahirkan kembali. Kata-kata bisa berubah wujud menjadi apa saja, tanpa kewarganegaraan. Ia bisa melintasi laksana wajah seorang gadis sampai sang perompak di samudra luas.
Kemudian di sebuah sudut. Bernama Gua Hira. Sang manusia agung itu diperintahkan menyelami sebuah kata: iqra. Muhammad Saw pun bergetar. Atasnama kata-kata-Mu, lahirlah cerita.
Menyapa dan membentuk dunia. Ya, dunia cerita. Maka, ketahuilah, segala sesuatu di dunia ini adalah cerita. Apa pun yang kita lihat. Kita dengar. Kita persepsi dengan pikiran dan perasaan, segalanya tak ada yang bukan cerita.
Sadarlah. Risalah Cinta-Nya pun dibangun di atas cerita-cerita. Membentang lautan. Mewujud peradaban. Tak syak lagi, politik, ekonomi, budaya adalah pertarungan kekuatan untuk memenangkan kuasa-cerita. Siapa yang ceritanya paling meyakinkan dan mengasyikkan, mereka akan muncul sebagai pemenang.
Maka, jika kita ingin menaklukan sekaligus melayani jagat, teruslah memproduksi cerita. Berdasarkan teladanmu Sang Nabi cinta. Hanya dengan itu pesan-pesan cinta-Mu akan tetap menyinari bumi. [Deden Ridwan]