Sepucuk Surat Ibu Peri: Kuntum Bunga Melatiku
Setiap anak panti asuhan yang memasuki masa remaja akan mendapat sepucuk surat yang isinya tentang bagaimana anak-anak tersebut datang di panti asuhan dan ungkapan betapa spesialnya mereka. Surat ini untuk Melati saat memasuki usia 18 tahun.
Penulis: Maria Rosa Tirtahadi
JERNIH-Delapan belas tahun lalu, seperti kebanyakan anak anak keluarga besar Panti Asuhan Yayasan Awan Bina Amal Sejati (ABAS), kau datang ke bumi dalam kesunyian. Ketika tanganku membersihkan tubuh mungilmu dari bercak darah ibu yang mengandung dan melahirkanmu, aku sadar bahwa kau baru saja terlahir dari batinku.
Masih jelas diingatan ibu bagaimana kau diusia belum setahun mulai belajar berjalan, tanpa bicara. Kau tumbuh menjadi balita pendiam. Jarang menangis tapi sering menari-nari dan bersenandung.
Entah apa yang dipikirkan oleh ibu kandungmu yang mengunjumgimu dihari ulang tahunmu yang pertama sekaligus berpamitan dengan seluruh keluarga besar ABAS. Sejak itu ia tidak pernah kembali lagi.
Di taman kanak- kanak kau mulai menunjukkan bakatmu dalam melukis dan sungguh menjadi bintang di kelasmu. Kau mendapat piala sebagai murid berprestasi ketika kau mengakhiri masa taman kanak-kanakmu dan memasuki sekolah dasar.
Sifat angkuh, nakal, ambisius mulai kau perlihatkan dan sebagai seorang ibu, dan ibu merasa berhak mengingatkanmu untuk berubah menjadi lebih rendah hati, lebih mau bergaul. Peringatan-peringatan ini sering menimbulkan gesekan diantara kita tapi ibu yakin kau tetap merasa bahwa ibu sangat mengasihimu.
baca juga: Sepucuk Surat Ibu Peri: Kuntum Bunga dan Pangeranku
Demikianlah kau tumbuh menjadi seorang remaja yang banyak mempunyai aktifitas. Les balet, les vokal dan piano, karate dan badminton menjadi kegiatanmu sehari hari selain bersekolah.
Sampai pandemi merenggut banyak kebebasan kita. Pandemi membuatmu menjadi malas. Malas beraktifitas, malas belajar….Dengan segala kekhawatiran dan harapan ibu berusaha berjalan bersamamu seperti juga ibu berusaha berjalan bersama setiap anak yang Tuhan anugerahkan pada ibu.
Dibulan kelahiranmu, engkau berhasil menamatkan SMK dengan nilai cukup memuaskan. Ibu bangga masih bisa mendampingimu dihari kelulusan. Ibu bangga dan bahagia bisa membawamu libur ke Bali. Ibu bangga boleh menjadi ibumu.
Di usiamu yang ke 18, ibu hanya dapat bersyukur boleh menjadi ibumu yang dapat menikmati perkembangan fisik, jiwa dan intelektualmu.
Saat ini mungkin ibu kandungmu membaca tulisan ini dan ingin mengembalikanmu dalam rahimnya. Ingin mengulang perjalanan hidupmu dari bayi sampai sekarang agar ia dapat turut menikmati perkembanganmu.
Mungkin ia ingin melihat tangan-tangan jiwamu yang berusaha membuka pintu perguruan tinggi setelah berhasil menutup pintu jenjang pendidikan sekolah menengah.
Dan dihari ulang tahunmu yang ke 18 ibu mengulangi apa yangg setiap kali ibu katakan pada semua anak anak keluarga besar kita : ” ibu tidak pernah merampasmu dari ibu kandungmu. Tuhan yang menganugerahkanmu pada ibu. Anugerah yang patut ibu syukuri sepanjang hidup ibu.
Selamat ulang tahun Melatiku. Tonjong 21 Juni 2022
Penulis adalah pemilik dan pengelola Panti Asuhan Yayasan Awan Bina Amal Sejati (ABAS), Tonjong Bogor dengan jumlah penghuni 15 lansia, anak-anak dan remaja 29 orang dan balita 9 orang