Solilokui

Teknologi Humanisasi

Dampak positif perkembangan teknologi tersebut dikemukakan secara optimistis oleh Brett King dan Richard Petty dalam “Technosocialism” (2021). Kedua penulis mengingatkan bahwa visi kesejahteraan umum telah lama jadi mimpi kemanusiaan sejagad. Ideologi sosialisme-komunisme berdiri dengan janji peme-rataan dan kemakmuran, namun hasilnya masih jauh panggang dari api.

Oleh    :  Yudi Latif

JERNIH–Saudaraku, dalam perkembangan dunia yang mengalami intensitas disrupsi teknologis diperlukan terang pikir bahwa setiap teknologi baru itu berwajah “janus”: berdampak positif dan negatif.

Yudi Latif

Dampak negatif disrupsi teknologis diartikulasikan secara tajam oleh Shoshana Zuboff dalam “The Age of Surveillance Capitalism” (2019). Bahwa keserbahadiran teknologi digital, otomatisasi dan  kecerdasan buatan menjadi katalis bagi kemun-culan surveillance capitalism. Semacam kapitalisme pengawasan yang terlahir sebagai bentuk kuasa baru bernama instrumentarianism yang beroperasi secara asimetris. Surveillance capitalism tahu segala sesuatu tentang kita, sedangkan operasi mereka dirancang untuk tidak kita ketahui. Mereka mengakumulasi domain-domani pengetahuan baru dari kita, tapi tidak untuk kita. Mereka memprediksi masa depan kita untuk perolehan yang lain, bukan milik kita.

Adapun dampak positif perkembangan teknologi tersebut dikemukakan secara optimistis oleh Brett King dan Richard Petty dalam “Technosocialism” (2021). Kedua penulis mengingatkan bahwa visi kesejahteraan umum telah lama jadi mimpi kemanusiaan sejagad. Ideologi sosialisme-komunisme berdiri dengan janji peme-rataan dan kemakmuran, namun hasilnya masih jauh panggang dari api.

Bagaimana kalau kita gantungkan pemenuhan impian itu pada teknologi? Implikasi teknologi baru akan mengubah ideologi-ideologi paling “disucikan” dan memaksa manusia menyesuaikan diri dengan cara-cara yang tak lazim.

Keduanya menawarkan perlunya mereformasi kapitalisme dengan mengadopsi “technosocialism“: suatu masyararakat masa depan dengan sebagian besar pekerjaan manusia diotomatisasikan dan pelayanan dasar seperti untuk perumahan, healthcare, dan pendidikan serba hadir dengan biaya murah. 

Dalam satu-dua dekade mendatang, menurutnya, kita akan mengganti sistem energi dunia dengan sistem terbarukan. Bahkan saat ini, kita sudah mengalami tahap awal technosocialism seperti ketersediaan internet dan mesin pencari (Google, DuckDuckGo, Wikipedia, dll) dengan memberikan pelayanan secara demokratis dan murah, yang bisa dijangkau segala kalangan.

Wajah ganda dampak disrupsi teknologis itu mengingatkan kita bahwa maslahat-mudarat teknologi itu tergantung pada kualitas dan integritas manusianya. [  ]

Check Also
Close
Back to top button