Spiritus

Menenangkan Akal dan Hati

Kata Syekh Muhammad al-Ghazali: “Agar akal dan hatimu tenang, yakinkan dirimu bahwa tidak ada kebaikan dalam segala sesuatu yang Allah cabut darimu.”

Oleh: Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi

KEGELISAHAN barangkali menjadi tema paling banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Ada yang gelisah karena kantor dan warungnya tutup, ada yang gelisah karena dagangannya tak lagi menghasilkan, ada yang gelisah karena ancaman virus Covid-19, ada yang gelisah karena sakit dan meninggal dunia, serta lainnya. Bagaimana cara menenangkan akal dan hati kala gelisah seperti ini?

Kata Syekh Muhammad al-Ghazali: “Agar akal dan hatimu tenang, yakinkan dirimu bahwa tidak ada kebaikan dalam segala sesuatu yang Allah cabut darimu.” Kalau kita kehilangan pekerjaan, itu berarti bahwa pekerjaan kita yang sekarang kurang baik dan kurang barakah, mulai lagi dari yang baru atau cari pekerjaan lain yang mungkin akan lebih barakah. Kalau kita kehilangan apapun, termasuk kesehatan, positifkan saja keyakinan kita bahwa Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Meyakinkan hati untuk seperti itu membutuhkan guru, pembimbing hati, dan keseriusan menguatkan iman. Tanpa itu, nafsu dan egi seringkali berontak ingin mengatur diri dan enggan untuk menerima takdir. Bisakah? Semua ulama berkesimpulan sama, yakni pemberontakan akan takdir itu justru semakin membuat sedih dan menderita.

Allah, Tuhan kita, bukanlah Tuhan yang kejam. Dia adalah paling sayangnya yang sayang, paling baiknya yang baik, paling adilnya yang adil, dan paling sempurnanya yang sempurna dalam setiap aturan dan ketetapanNya. Bersabarkah, bersyukurlah dan ridlalah. Salam, A.I.Mawardi. [*]

* Founder and Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya, serta Dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Back to top button