Politik Uang di Muktamar Itu Hoax
“Kalau kelakuan kiai aja begitu bagaimana jemaah awam. Semoga tidak benar,” tuturnya.
JERNIH- Seperti dalam kompetisi politik lainnya, pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamarnya ke 34, benar-benar panas. Bukan cuma saling sindir antara dua kandidat kuat, kabar miring yang menyatakan kalau ada praktek politik uang di pesta demokrasi organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut, juga berhembus.
Sebelumnya, Said Aqil Siradj, melempar sindiran yang ditujukan kepada rivalnya Yahya Cholil Staquf. Said menyinggung kunjungan Yahya ke Israel pada 2018 lalu.
Gayung pun bersambut. Yahya menanggapi sindiran tersebut dengan serius. Dia bilang, kunjungan ke Israel itu dalam rangka memperjuangkan nasib Palestina. Sebab katanya, harus ada pihak yang membuka diri terhadap Negeri Yahudi agar Palestina bisa benar-benar merdeka.
Pernyataan Yahya sebagai mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden pun, ditentang Said yang bilang pernah menolak berkunjung ke Tel Aviv Selama Israel belum mengakui Palestina.
Begitulah, hingga akhirnya, Muktamar NU ke 34 ini pun akhirnya menjadi panas sehingga muncul pula isyu praktek politik uang.
Soal ini, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Nurul Gufron sudah mengeluarkan pernyataannya. Dia bilang bahwa isyu praktek politik dalam muktamar tersebut, cuma kabar burung dan sudah pasti hoax.
Sedangkan terkait dikeluarkannya Surat Perintah Penyelidikan KPK tertanggal 20 Desember 2021 seputar penyelenggaraan Muktamar tersebut, jelas tidak benar dan merupakan berita palsu. Sebab format, penomoran, kontak informasi serta tanda tangan, tidak sama dengan yang biasa dipakai lembaga tersebut.
Di sisi lain, pendiri lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, turut mengomentari isyu praktek politik uang tersebut.
“Dengar desas-desus, dan semoga tidak benar, di muktamar NU di Lampung para calon ketua umum NU melakukan politik uang. membeli suara peserta yang punya hak suara,” Kata Saiful di akun twitter @saiful_mujani, Rabu, (22/12).
“Kalau kelakuan kiai aja begitu bagaimana jemaah awam. Semoga tidak benar,” tuturnya.[]