Detik-detik Akhir Hidup Yahya Sinwar yang Penuh Kepahlawanan
JERNIH–Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, mengalami saat-saat terakhir yang penuh keberanian sebelum terbunuh dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza. Rekaman yang dirilis oleh militer Israel (IDF) menunjukkan bahwa Sinwar, meskipun terluka parah, masih berusaha melawan hingga akhir. Dalam video tersebut, Sinwar terlihat duduk di sebuah bangunan yang hancur, dengan wajah tertutup keffiyeh dan tangan kanannya yang terputus akibat tembakan.
Ketika drone Israel mendekat, Sinwar, yang hanya memiliki tangan kiri yang masih berfungsi, menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melemparkan sepotong kayu ke arah pesawat tanpa awak tersebut. Juru bicara IDF, Daniel Hagari, menjelaskan bahwa video itu menggambarkan momen-momen terakhir pemimpin Hamas itu, yang tetap menunjukkan perlawanan meskipun dalam kondisi kritis.
Tudingan Israel dan Klarifikasi di Lapangan
Sejak dimulainya serangan besar-besaran di Jalur Gaza, Israel menuduh Sinwar bersembunyi di balik para sandera sebagai perisai manusia. Namun, laporan kemudian menunjukkan bahwa saat Sinwar terbunuh, tidak ada tanda-tanda keberadaan sandera di sekitarnya. Ia hanya ditemani oleh dua pejuang lainnya yang juga tewas dalam serangan itu. Keberadaan mereka jauh dari fasilitas umum atau lokasi sipil, yang sering menjadi sasaran Israel dengan alasan adanya operasi Hamas di sana.
Sebelum akhirnya gugur, Sinwar terlibat dalam pertempuran sengit dengan batalion infanteri Israel yang didukung oleh unit tank. Dalam pertempuran tersebut, sebuah peluru tank menghantam bangunan tempat ia berlindung, menyebabkan luka parah pada tubuhnya. Selain tangan yang putus, lututnya juga tampak mengalami cedera serius. Meski demikian, Sinwar tetap tidak menyerah saat diserbu oleh drone Israel.
Kematian Yahya Sinwar menjadi momen penting bagi banyak pendukung Hamas, yang melihatnya sebagai simbol keteguhan dan kepahlawanan. Sinwar dikenal sebagai sosok yang memiliki tekad kuat dalam memperjuangkan kebebasan Palestina, dan ia telah menjadi tokoh yang menginspirasi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan tersebut. Dalam pernyataan yang disampaikan Misi Iran untuk PBB, disebutkan bahwa keberanian Sinwar di medan perang memperkuat semangat perlawanan.
“Syuhada Sinwar berdiri di medan perang dengan pakaian tempur dan di tempat terbuka, bukan di persembunyian. Keberaniannya akan menjadi teladan bagi generasi muda yang akan meneruskan perjuangan menuju pembebasan Palestina,” ujar perwakilan tersebut. Mereka menegaskan bahwa selama pendudukan dan agresi Israel masih berlangsung, perlawanan akan tetap ada karena para martir seperti Sinwar terus menjadi sumber inspirasi.
Pertarungan dan Kepahlawanan Sinwar
Yahya Sinwar adalah pemimpin Hamas yang dikenal dengan komitmennya untuk melawan pendudukan Israel. Ia menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin Hamas setelah Haniyeh terbunuh dalam serangan di Iran pada Juli 2024. Kehadiran Sinwar sebagai pemimpin telah memperkuat barisan perlawanan, meskipun ia juga menjadi target utama operasi militer Israel.
Pertempuran sengit yang dihadapi Sinwar sebelum akhirnya tewas menunjukkan bahwa ia bukanlah sosok yang lari dari medan pertempuran. Heroismenya dianggap oleh banyak pihak sebagai simbol keteguhan untuk tidak menyerah, bahkan di tengah situasi yang sulit. Sinwar memilih untuk tetap berada di garis depan, sebuah keputusan yang mencerminkan komitmennya terhadap perjuangan yang diyakininya.
Detik-detik terakhir hidup Yahya Sinwar menegaskan keberanian dan dedikasi seorang pemimpin yang berjuang hingga akhir. Walaupun kematiannya merupakan pukulan bagi Hamas, hal ini dipandang sebagai pengorbanan yang akan memperkuat semangat perlawanan di kalangan masyarakat Palestina. Kepahlawanan Sinwar dalam menghadapi serangan Israel bukan hanya sekadar perjuangan individu, tetapi simbol keberlanjutan dari perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan keadilan. []