Veritas

Gereja Ortodoks Kayu Bersejarah di Donetsk Dihancurkan Serangan Rusia

Zelenskyy mengatakan 113 gereja telah rusak atau hancur selama invasi, termasuk beberapa yang selamat dari pertempuran Perang Dunia II. “Setiap gereja yang dibakar oleh Rusia di Ukraina, setiap sekolah yang diledakkan, setiap peringatan yang dihancurkan membuktikan bahwa Rusia tidak memiliki tempat di UNESCO,” kata dia, menyerukan agar Moskow dikeluarkan dari badan budaya utama Perserikatan Bangsa-Bangsa.

JERNIH– Perwira militer Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kebakaran yang menghancurkan sebuah gereja kayu bersejarah di biara Sviatohirsk Lavra, salah satu situs Kristen Ortodoks paling suci di Ukraina.

Kuil All Saints yang terbuat dari kayu di Desa Tetianivka itu dilaporkan terbakar akibat serangan Rusia, kata outlet media local Ukraina. Pemukiman monastik abad ke-17 yang luas, yang terletak di tepi Sungai Siverskiy Donets, telah beberapa kali diserang selama perang, terakhir pada hari Rabu, ketika dua biarawan dan seorang biarawati terbunuh.

Dalam video yang disiarkan Sabtu malam lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh Rusia “secara sengaja dan sistematis menghancurkan budaya Ukraina dan warisan sejarahnya, bersama dengan infrastruktur sosial seperti perumahan dan semua yang dibutuhkan untuk kehidupan normal.”

Zelenskyy mengatakan 113 gereja telah rusak atau hancur selama invasi, termasuk beberapa yang selamat dari pertempuran Perang Dunia II.

Gereja tua yang terbakar dalam serangan Rusia tersebut.

Api terlihat merobek dinding kayu sebuah gereja dengan kubah bawang dalam rekaman yang diposting oleh Zelenskiy di saluran Telegram resminya. “Artileri Rusia menyerang Svyatohirsk Lavra di wilayah Donetsk lagi hari ini. Menghancurkan Biara All Saints. Itu ditahbiskan pada tahun 1912, pertama kali dihancurkan selama era Soviet. Kemudian dibangun kembali untuk dibakar lagi oleh tentara Rusia,” pemimpin Ukraina itu menulis.

Zelenskyy menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari badan budaya PBB UNESCO dan mengatakan tidak ada target militer yang hadir di situs tersebut. “Setiap gereja yang dibakar oleh Rusia di Ukraina, setiap sekolah yang diledakkan, setiap peringatan yang dihancurkan membuktikan bahwa Rusia tidak memiliki tempat di UNESCO,” kata dia, menyerukan agar Moskow dikeluarkan dari badan budaya utama Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil dan Kementerian Pertahanan Rusia membantah terlibat dalam penembakan gereja, menuduh pasukan Ukraina membakarnya.

Kompleks Svyatohirsk Lavra milik Gereja Ortodoks Ukraina dari Patriarkat Moskow dan terletak di dekat posisi Rusia di Donetsk timur, salah satu dari dua wilayah yang menjadi fokus Kremlin.

Patriarkat Moskow telah mendukung perang di Ukraina, dengan Patriark Kirill berulang kali mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dan kebijakannya.

Gereja Ortodoks Ukraina Patriarkat Moskow, yang tetap setia kepada Moskow setelah perpecahan 2019, mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan memutuskan hubungan dengan Moskow atas invasi ke Ukraina dan dukungan gereja, menyatakan bahwa Rusia telah melanggar “jangan membunuh” yang difirmankan Tuhan.

Pemukiman biara Svyatohirsk Lavra dibangun pada tahun 1627. Gereja All Saints dibangun dari kayu pada tahun 2009 untuk menggantikan yang dihancurkan pada tahun 1947. [Euronews/Al Jaeera/AP/Reuters]

Back to top button