PersonaVeritas

Haji Lulung, Jagoan Tanah Abang Penggagas Gerakan “Lawan Ahok!” Saat Pilgub DKI, Telah Berpulang

Lulung adalah sedikit dari politisi kita yang senantiasa berusaha menyelaraskan nurani, mulut dan langkah. Saat partainya mendukung pencalonan (kembali) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta, 2017 lalu, misalnya, Lulung memilih kehilangan kursi DPRD dan dipecat partai, menolak dukungan partainya. Ia memang dikenal tidak menyukai Ahok, yang menurutnya di media massa saat itu, terbilang ‘bacar mulut’.  

JERNIH—Kita semua tak akan lagi bisa mencermati pernyataan lugas tanpa politickingdari seorang politisi bermulut lurus, Haji Abraham Lunggana, yang lebih kita kenal sebagai Haji Lulung. Hari ini, Selasa (14/12) siang, beliau berpulang menghadap Sang Khalik dalam perawatan Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.

Sebagai politisi, karier politik Haji Lulung terbilang agak unik. Datang dari komunitas Betawi yang menghargai selarasnya ucapan dan tindakan, Lulung ibaratnya Mohammad Husni Thamrin zaman ini. Seringkali kita mendengar berbagai pernyataan politiknya yang memperturutkan kata hati, meski berlawanan dengan garis partai dan para petinggi.

Dalam kasus pencalonan (kembali) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk memperebutkan kursi gubernur DKI Jakarta, 2016 lalu, misalnya. Sudah jelas partainya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang saat itu diketuai Djan Faridz,  mengusung Ahok, Lulung komit dengan jalannya sendiri. Ia memang dikenal tidak menyukai Ahok, yang menurutnya di media massa saat itu, terbilang ‘bacar mulut’.  

Akibatnya, Lulung harus merelakan kursinya di DPRD DKI Jakarta. Ia dipecat dari partainya. Padahal saat itu Lulung adalah wakil ketua DPRD DKI Jakarta masa bakti 2014-2019.

“Ada kejadian di 2017 itu. Saya diminta dukung Ahok. Saya enggak mau, marah, bahkan saya mendukung deklarasi Anies-Sandi. Saya kemudian dipecat. Ketika setelah saya dipecat, pada 2019, justru banyak partai yang meminta saya bergabung,”kata  Lulung kepada media massa, beberapa waktu lalu.  

Ia mengungkapkan, saat itu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menaruh harapan agar dirinya bergabung dengan PAN setelah tidak dipandang sebelah mata oleh PPP.

“Kata Pak Zul, “Kalau kamu di PPP, saya Alhamdulillah. Tapi kalau di partai lain, lebih baik di partai saya”.  Itu pas dulu mau pencalegan,” kata Lulung. Perhatian pribadi dari ‘Zulhas’ itulah, kata Lulung, yang membuatnya menjatuhkan pilihan kepada PAN.

Mutiara, di mana pun memperlihatkan kilaunya, pada Pemilu 2019 itu Lulung terpilih sebagai anggota DPR RI. Saat itu ia meraup 69.782 suara di daerah pemilihan DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Namun cinta mati Lulung memang hanya pada PPP. Dua tahun bergabung dengan PAN, Lulung membuat kejutan setelah ia memutuskan kembali ke “rumah” lamanya, yakni PPP. Lulung mengatakan, keputusannya pulang ke partai berlambang Kabah tersebut didasari oleh permintaan para ulama. Ia menegaskan tak ada masalah antara dirinya dan PAN.

“Itulah saya bilang ke Pak Ketum Zulhas, saya minta maaf, saya ceritakan diminta ulama mengurus partai saya. Ya, respons pak Ketum ‘Kalau kamu kembali, ya baguslah’,” ujar Lulung, kepada Kompas.com, tiga bulan lalu.

Menurut Lulung, para ulama memintanya untuk mengurus kembali partai berlambang Kabah tersebut setelah melihat hasil evaluasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. “Para ulama mungkin mengevaluasi bahwa pada waktu kepemimpinan saya, PPP kan masih 10 kursi 2014-2019. Ulama lihat, Pileg 2019 itu PPP dari 10 kursi jadi satu kursi. Evaluasi dua tahun itu, saya dipanggillah akhirnya oleh ulama, untuk mengurus kembali PPP,” kata Lulung.

Lahir di Jakarta, 29 Juli 1959, Lulung aktif di berbagai organisasi masyarakat. Ia tercatat, antara lain Ketua Umum Gerak Betawi (2001-2010) dan Ketua Umum Pemuda Panca Marga (2011-2019).  Pada akhir hayatnya, Lulung pun masih menjabat sebagai Ketua Umum Badan Musyawarah Betawi periode 2018-2023.

Kiprah politiknya dimulai laiknya politisi Betawi, yakni bergabung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia pun sempat diajak mendirikan Partai Bintang Reformasi dan menjadi Ketua DPC PBR Jakarta Barat, sesaat sesudah Reformasi.

Namun, setelah Pemilu 2004, Lulung kembali ke PPP dan karier politiknya langsung bersinar. Ia menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat, lalu terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2009.

Kini, kita hanya bisa mendoakan politisi bermulut selaras hati itu. Semoga perjalanan almarhum menuju Sang Khalik lancar dan ia meninggal husnul khatimah. [ ]

Back to top button