Veritas

Inilah Wabah Handai Taulan Corona dalam Satu Abad Terakhir

SARS pada tahun 2003 mengklaim hampir 800 kematian dari 8.000 kasus yang dilaporkan terutama di Cina daratan, Hong Kong, Taiwan dan Singapura

JAKARTA—Ada saat-saat bumi seolah ingin mengurangi makhluk yang kerap membikin masalah kepadanya, manusia. Datanglah wabah, pageblug, atau kini dikenal dengan nama pandemi. Semua telah terjadi bahkan di awal sejarah, manakala saat ini kita tahu adanya wabah yang melanda Mesir kuno saat diperintah para firaun, sekitar 4000-5000 tahun SM alias 6000 atau 7000 tahun lalu.

Kita juga membaca catatan bahwa pada 430 sampai 426 tahun SM, pada masa perang Peloponnesia, Athena diserang pageblug yang para, yang membawa korban jauh lebih banyak disbanding mereka yang terbunuh dalam perang. Dan selama seratus tahun terakhir alias satu abad ini saja, beragam pandemi terjadi.

Flu Spanyol 1918-1919

Wabah Flu tahun 1918

Kata pandemi berasal dari bahasa Yunani kuno, yang secara harfiah berarti ‘semua orang’. Pada 1918 menyebarlah Flu Spanyol ke seluruh dunia. Wabah itu menewaskan lebih banyak orang daripada mereka yang meninggal dalam parit selama Perang Dunia I. Diperkirakan, saat itu terjadi lebih dari 50 juta kematian akibat flu Spanyol.

Banyak catatan mengaitkan penyebaran penyakit ini seiring penyebaran pasukan Trans-Atlantik AS pada hari-hari terakhir Perang Dunia I, serta ke rumah pasukan Sekutu yang menang perang setelah November 1918.

Flu Hong Kong

‘Dicacar’ saat merebaknya flu Hong Kong, 1968

Pandemi flu Hong Kong berhasil menyebar di era bahkan sebelum mesin jet memungkinkan mobilitas orang secara massal.  Banyak lonjakan dalam tingkat infeksi berasal dari peningkatan mobilitas manusia, memungkinkan orang untuk membawa patogen penyakit dalam mobilitas perdagangan.

Flu Hong Kong menakutkan banyak orang. Wabah yang terjadi menyebabkan lebih dari 100 ribu kematian di Amerika Serikat, di luar total korban sedunia yang mencapai lebih dari sejuta orang.

AIDS

David Kirby, korban AIDS di hari-hari terakhirnya, 1990

Stigma hampir selalu menyertai penyakit. Mungkin serangan virus paling keras kepala di zaman modern berasal dari HIV/AIDS. Awalnya, mereka yang terjangkit selalu dikaitkan dengan homoseksualitas.

Meski penyebarannya tidak semasif wabah lain, penyakit ini yak kurang membuat orang ngeri. Pada akhir 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengestimasi  32 juta orang telah meninggal karena HIV di awal keberadaannya pada di akhir 1960-an. Saat ini 37,9 juta orang hidup dengan penyakit ini, sebagai bagian dari kemajuan dalam perawatan dan perawatan.

SARS

Menari dengan masker, saat terjadinya pandemi SARS di Hong Kong, 2003

Inilah saudara pertama penyekit-penyakit yang disebabkan virus jenis Corona, sebagaimana diyakini WHO. Mereka berkisar “dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Tetapi epidemi tersebut jauh lebih terbatas cakupannya daripada penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh coronavirus terbaru. SARS pada tahun 2003 mengklaim hampir 800 kematian dari 8.000 kasus yang dilaporkan terutama di Cina daratan, Hong Kong, Taiwan dan Singapura.

Flu babi

Seorang anak gagal dibaptis, saat merebaknya swine flu di Meksiko City

Dalam banyak hal, wabah virus Corona yang terjadi sebelumnya memberi negara-negara Asia, khususnya, latihan sebelum saat ini dihajar Covid-19 yang lebih berpotensi penularan luas dan lebih mematikan.

Itulah saat terjadinya wabah flu babi satu dekade lalu. Virus penyebabnya, H1N1, termasuk dalam kategori flu Spanyol yang menginfeksi ratusan juta di seluruh dunia. Dia tak mengecualikan yang muda dan sehat, tetapi dengan dampak jauh lebih parah daripada pandemi sebelumnya.

Ebola

Seorang anak yang terserang Ebola dibawa petugas di Liberia

Pada 2014-2016 terjadi ledakan mematikan dari virus Ebola yang melanda seluruh Afrika Barat dan menewaskan 11.300 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, katagorinya hanyalah epidemi, bahkan lebih kecil lagi karena seolah terpusat di tiga negara, Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

Tidak sebagaimana wabah umumnya, Ebola tidak merusak kehidupan Barat. Apa yang terjadi tidak membuat bioskop dan kafe menutup mereka, atau menghentikan penerbangan melintasi Atlantik, atau menutup bisnis dan kereta bawah tanah dan sekolah, atau membuat banyak orang Amerika dan Eropa tiba-tiba sadar akan kerapuhan dan kerentanan mereka terhadap perubahan aturan mortalitas.

MERS

Bukan bandit di film koboy; seorang penggemabala di Riyadh mengenakan masker saat terjadi pagebluh tahun 2014

Pada saat ini, tidak ada wilayah yang telah membuktikan dirinya kebal terhadap penetrasi penyakit, atau bahkan untuk menjadi sumber pandemic. Itu juga yang terjadi pada MERS, yang mulai marak sejak 2012 lalu.  MERS disebut-sebut mengambil 858 nyawa dari 2.494 infeksi yang dilaporkan, terutama yang terjadi di Semenanjung Arab.

Wabah kemudian terjadi kembali di Korea Selatan tiga tahun kemudian. Kali ini coronavirus telah mendunia, hampir di mana-mana sekaligus. “Kami belum pernah melihat pandemi yang dipicu oleh virus corona,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, tentang Covid-19 pada 11 Maret. “Ini adalah pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona.”

Coronavirus

Jagalah kebersihan; buanglah sampah pada tempatnya

Covid-19. Inilah virus temuan baru yang tengah memberikan ketakutan kepada semluruh manusia di jagat raya. Globalisasi mungkin telah mengikat umat manusia dalam rantai perdagangan dan laba yang tidak merata, tetapi itu tidak menghilangkan ketakutan mendasar akan wabah penyakit yang tak terkendali yang telah membanjiri kesadaran manusia selama milenium.

Alarm dan lock down atas virus corona telah membalikkan persepsi Barat tentang tempatnya sendiri dalam sejarah. Mengklaim kepemimpinan yang dulunya adalah milik AS, Cina sekarang menawarkan bantuan ke tanah-tanah Eropa dan Asia,  termasuk Polandia dan Italia.  [ ]

Back to top button