Inilah Tiga Rudal Hipersonik yang Akan Digunakan Rusia di Ukraina
- Vladimir Putin membanggakan tiga rudal hipersonik ini.
- Analis militer mengatakan penggunaan rudal hipersonik di Ukraina tidak akan mengubah teater perang.
- Rudal hipersonik penting ditembakan untuk kebutuhan propaganda.
JERNIH — Rusia, Sabtu 19 Maret, mengatakan kali pertama menggunakan rudal hipersonik untuk menyerang gudang senjata Ukraina di Ivano-Frankovsk.
Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan rudal Kinzhal, atau Kinjal — kata dalam Bahasa Rusia yang berarti belati — menghancurkan gudang senjata bawah tanah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan senjata hipersonik sebagai tak terkalahkan. Rudal hipersonik terbang dengan kecepatan hingga 10 Mach, atau 12 ribu kilometer per jam, dengan kemampuan manuver yang membuatnya sulit dicegat.
Analis militer Vasilli Kachine mengatakan rudal hipersonik memiliki kapasitas penetrasi lebih besar dan kekuatan destruktif karena kecepatannya sangat tinggi.
Pavel Felgenhauer, analis militer lainnya, mengatakan menggunakan Kinzhal tidak memberi keuntungan strategis bagi Moskwa, tapi lebih merupakan keuntungan psikologis.
“Penggunaan rudal hipersonik tidak mengubah teater perang, tapi berpengaruh dari segi propaganda psikologis,” kata Felgenhauer kepada EuroNews. “Ya, untuk menakut-nakuti semua orang.”
Moskwa mengembangkan berbagai senjata hipersonok untuk menghindari sistem pertahanan perisai rudal AS di Eropa. Cina mengikuti sukses Rusia, Korea Utara mengklaim sukses menguji rudal hipersonik, dan AS beberapa kali gagal.
Berikut tiga jenis rudal hipersonik yang dikembangkan Rusia
Kinzhal = Belati
Rudal ini kali pertama diuji coba tahun 2018. Kinzhal mencapai semua target pada jarak 1.000 kilometer hingga 2.000 kilometer. Jangkauan dapat diperpanjang jika rudal ditembakan dari MiG-31.
Avangard = Pelopor
Rudal hipersonik ini yang menurut Putin tak terkalahkan. Kemampuannya mengubah arah dan ketinggian membuat Avangard sulit dicegat.
Menurut Putin, terobosan ilmiah dan militer pada rudal ini sebanding dengan penciptaan Sputnik, satelit pertama buatan manusia yang mengelilingi Bumi.
Avangard diuji coba kali pertama Desember 2018. Kecepatan rudal mencapai Mach 27, atau 27 kali kecepatan suara, dan mampu menghantam target sejauh 6.000 kilometer. Rudal mulai beroperasi Desember 2019.
Glider rudal hipersonik Avangard mampu membawa hulu ledak nuklir.
Zirkon
Rudal hipersonik Zirkon ditembakan dari kapal permukaan atau kapal selam. Uji luncur resmi dilakukan Oktober 2020, dan rudal terbang dengan kecepatan 9 Mach untuk mencapai target di darat dan laut.
Akhir Desember 2021 Vladimir Putin mengumumkan uji coba pertama yang berhasil. Tes lain dilakukan sejak Oktober 2020 di Kutub Utara. Saat itu rudal diluncurkan dari fregat Laksamana Gorchkov dan kapal selam di bawah permukaan.