Iran Hajar Israel di Rumahnya, Perang Besar Menanti di Depan Pintu
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan hal itu merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin kelompok-kelompok Islam serta agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza. Tak satu pun media melaporkan adanya korban jiwa.
JERNIH—Setelah terlihat lari terburit-birit menyelamatkan diri dalam sebuah video, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah Iran akan “membayar mahal” atas serangan rudal yang memporandakan Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di Teheran, pemerintah Iran juga menyatakan, setiap pembalasan akan disambut dengan “kehancuran besar” negara Zioni situ. Alhasil, dunia melihat perang besar di Timur Tengah sudah berada di depan pintu.
Di Washington, pemerintah Biden telah menyatakan dukungan penuh untuk sekutu dan “bos” lama mereka, Israel. Tak kalah keras, Angkatan Bersenjata Iran juga mengancam serangan siapa pun pendukung Israel terhadap Teheran akan dibalas dengan serangan besar terhadap kepentingan mereka di wilayah tersebut.
Hari ini Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan penting mengenai Timur Tengah untuk membahas eskalasi yang terjadi.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya,” kata Netanyahu pada awal pertemuan para elit pemerintahan Israel dalam sebuah pernyataan resmi yang juga dilansir Reuters. Netanyahu lupa, Israel-lah yang selama ini terus memprovokasi Iran.
Di Teheran, tentang serangan ke Israel, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan hal itu merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin kelompok-kelompok Islam serta agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza.
Ketegangan meningkat di wilayah tersebut sejak Israel memperhebat serangannya terhadap Lebanon dalam dua pekan terakhir, termasuk saat Israel memulai operasi darat pada Senin lalu. Dengan kejadian semalam, kemungkinan perang regional yang melibatkan Iran dan AS semakin menguat.
Dalam serangan Selasa malam, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke arah Israel. Alarm berbunyi di seluruh Israel dan ledakan terdengar di Yerusalem serta Lembah Sungai Yordan. Warga Israel bergegas ke tempat perlindungan bom, dan para reporter di televisi negara bagian tampak berbaring di tanah saat siaran langsung. Sebuah rekaman memperlihatkan proses terbirit-biritnya Netanyahu saat menyelamatkan diri.
Pasukan Iran untuk pertama kalinya menggunakan misil hipersonik Fattah. “Sembilan puluh persen rudal berhasil mencapai targetnya di Israel,” demikian pernyataan IRGC.
Di sisi lain, Laksamana Daniel Hagari, salah satu pimpinan militer Israel, mengatakan sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, telah diaktifkan. Ia mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin Amerika Serikat.
Namun, beberapa rudal berhasil menghantam bagian tengah dan selatan Israel. Dalam sebuah video yang dirilis militer Israel, sebuah sekolah di kota Gadera mengalami kerusakan parah akibat serangan Iran.
Tak satu pun media melaporkan adanya korban jiwa. Menurut pihak Israel, Angkatan Laut AS juga menembakkan sekitar selusin interceptor untuk mencegat rudal Iran yang menuju Israel.
Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh untuk Israel dan menggambarkan serangan Iran sebagai “tidak efektif.” Biden mengatakan sedang ada diskusi aktif tentang bagaimana Israel akan merespons, dan ia akan berkonsultasi dengan Netanyahu.
“Kami akan bertindak. Iran akan segera merasakan akibat dari tindakan mereka. Respons kami akan menyakitkan,” kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon.
Gedung Putih juga menjanjikan “konsekuensi berat” bagi Iran. Juru Bicara Jake Sullivan mengatakan bahwa AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan hal itu terjadi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengeklaim bahwa operasi mereka bersifat defensif dan hanya ditujukan kepada fasilitas militer dan keamanan Israel.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk apa yang disebutnya sebagai “eskalasi demi eskalasi” dan mendesak diakhirinya serangan segera. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, juga menyerukan gencatan senjata regional, memperingatkan bahwa siklus serangan dan pembalasan ini berisiko “berkembang di luar kendali.”
Di Gaza, kelompok pejuang Hamas yang didukung Iran memuji serangan misil Iran, dengan menyebutnya sebagai balas dendam atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel. [reuters/afp]