Iran Limbung Dalam Badai Ekonomi-Politik, Israel Rencanakan Serangan
Selama ini Israel tidak pernah membenarkan atau menyangkal memiliki persenjataan nuklir. Para ahli percaya, Israel memiliki nuklir, setelah memperoleh bom pertama senjata jenis itu pada akhir 1966. Padahal, tidak seperti Iran, Israel bukanlah penandatangan Traktat Non-Proliferasi Sukarela tahun 1970
JERNIH–Di tengah kalutnya situasi akibat resesi ekonomi dan merebaknya demonstrasi dalam negeri Iran, Israel berencana menyerang negeri para mullah tersebut. Kemungkinan tersebut dinyatakan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz.
Gantz mengatakan hal tersebut pada pidato pelulusan kadet Angkatan Udara Israel, Rabu (28/12). “Dalam dua atau tiga tahun, Anda mungkin melintasi langit ke arah timur, dan mengambil bagian dalam serangan terhadap situs nuklir di Iran,” kata Menteri Pertahanan Gantz.
Sebelumnya, seorang jenderal Israel mengatakan, Iran berpotensi meningkatkan kemur-nian fisil uraniumnya ke tingkat yang bisa dipakai untuk senjata dalam waktu singkat. Meski kata mereka pula, membangun hulu ledak yang dapat dikirimkan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Selama ini, meski dengan terhentinya kesepakatan nuklir 2015 akibat mangkirnya Presiden AS, Donald Trump, saat berkuasa, Iran sejatinya dapat meningkatkan pengayaan uranium, sebuah proses dengan penggunaan sipil yang pada akhirnya juga dapat menghasilkan bahan bakar untuk bom nuklir. Namun demikian, Iran terus menyatakan bahwa mereka memiliki desain seperti itu.
Selama lebih dari satu dekade, Israel telah mengeluarkan ancaman terselubung untuk menyerang fasilitas nuklir musuh bebuyutannya itu jika menganggap diplomasi kekuatan dunia dengan Teheran menemui jalan buntu. Namun, beberapa ahli meragukan Israel memiliki kekuatan militer untuk memberikan kerusakan permanen pada sasaran Iran yang jauh, tersebar dan dipertahankan dengan baik.
Perkiraan intelijen militer Israel untuk tahun 2023 adalah bahwa Iran “akan melanjutkan jalur kemajuannya yang lambat saat ini” di bidang nuklir, menurut surat kabar Israel, Hayom, Ahad lalu.
“Iran hanya akan mengubah kebijakannya jika sanksi ekstrem dijatuhkan padanya; maka mereka memutuskan untuk mempercepat pengayaan ke tingkat militer,”tulis Hayom.
Sementara itu, selama ini Israel tidak pernah membenarkan atau menyangkal memiliki persenjataan nuklir. Para ahli percaya, Israel memiliki nuklir, setelah memperoleh bom pertama senjata jenis itu pada akhir 1966.
Padahal, tidak seperti Iran, Israel bukanlah penandatangan Traktat Non-Proliferasi Sukarela tahun 1970, yang menawarkan akses ke teknologi nuklir sipil sebagai imbalan atas penolakan penggunaan senjata nuklir. [Arab News]