PersonaVeritas

Lima Keluarga Terkaya Sedunia, Tiga dari Timur Tengah

Bloomberg kembali menampilkan keluarga terkaya sedunia 2025. Walton dari Amerika Serikat di pucuk terkaya. Ada tiga lagi dari kawasan Timur Tengah, siapa saja?

WWW.JERNIH.CO –  Lima klan terkaya di dunia memiliki kekayaan gabungan sebesar Rp23.200 triliun, di mana tiga keluarga kerajaan Arab menyumbang sekitar 51% dari angka tersebut. Tahun ini, peringkat Bloomberg menemukan bahwa kekayaan kolektif dari 25 keluarga terkaya di dunia melonjak sebesar Rp5.739 triliun menjadi total Rp46.400 triliun per 9 Desember.

Keluarga Walton: Dinasti di Balik Walmart (AS)

Keluarga Walton adalah keturunan dari Sam Walton, pendiri pengecer terbesar di dunia, Walmart. Perusahaan ini mengoperasikan lebih dari 10.750 toko secara global dan menjangkau sekitar 270 juta pelanggan setiap minggu melalui gerai fisik dan platform daringnya, dengan menghasilkan pendapatan sebesar Rp10.896 triliun pada tahun fiskal terakhir.

Saham Walmart telah melonjak sebesar 25% sepanjang tahun ini, mendorong perusahaan mendekati kapitalisasi pasar sebesar Rp16.000 triliun dan meningkatkan kekayaan keluarga Walton, yang secara kolektif memiliki sekitar 44% saham Walmart.

Menurut laporan CNBC, salah satu anggota keluarga duduk di jajaran dewan direksi perusahaan dan seorang menantu menjabat sebagai ketuanya, sementara anak dan cucu pendiri lainnya tidak bekerja secara langsung untuk Walmart. Keluarga Walton tetap mempertahankan posisi teratas mereka tahun ini setelah merebut kembali gelar tersebut pada tahun 2024 dari keluarga terkaya berikutnya.

Al Nahyan: Pengelola “Danantara” versi Abu Dhabi (UEA)

Keluarga Al Nahyan pertama kali muncul dalam daftar tersebut pada tahun 2023, ketika mereka menyalip keluarga Walton untuk menempati posisi teratas.

Keluarga Nahyan adalah keluarga kerajaan yang memerintah Abu Dhabi, emirat terkaya di Uni Emirat Arab dan tempat bagi sebagian besar cadangan minyaknya. Keluarga ini dipimpin oleh Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, yang juga menjabat sebagai Presiden UEA.

Beberapa anggota keluarga lainnya memegang posisi berpengaruh di pemerintahan dan bisnis, seperti Penasihat Keamanan Nasional Syekh Tahnoun. Menurut The Wall Street Journal, ia mengawasi dua dana kekayaan kedaulatan (sovereign wealth funds) Abu Dhabi dengan total aset gabungan diperkirakan mencapai Rp22.260 triliun, di samping kekayaan pribadi yang sangat besar.

Pada bulan Agustus, Syekh Tahnoun juga masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence) versi majalah TIME.

Al Saud: Monarki Minyak Sembilan Dekade (Arab Saudi)

Keluarga Saud menelusuri garis keturunannya dari Ibn Saud, yang mendirikan Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1932. Saat ini, keluarga tersebut dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang naik takhta pada tahun 2015.

Putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, secara pribadi mengendalikan aset senilai lebih dari Rp15,9 triliun, menurut perkiraan Bloomberg.

Meskipun kekayaan kolektif keluarga tersebut diperkirakan mencapai Rp3.396 triliun, angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi jika menghitung sekitar 15.000 anggota keluarga besar mereka.

Banyak dari anggota tersebut telah mengumpulkan kekayaan melalui kontrak pemerintah, transaksi tanah, dan bisnis yang menyediakan layanan bagi perusahaan negara. Dana kekayaan kedaulatan kerajaan (PIF) sendiri memegang aset yang bernilai sekitar Rp15.900 triliun.

Al Thani: dari Superyacht hingga Jet Jumbo (Qatar)

Al Thani adalah keluarga kerajaan yang memerintah Qatar, yang telah memimpin negara tersebut sejak pendiriannya pada pertengahan abad ke-19.

Keluarga ini dipimpin oleh Syekh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar, yang kekayaan pribadinya dilaporkan mencakup sebuah istana emas mewah di Doha senilai sekitar Rp16,6 triliun. Juga sebuah kapal pesiar super (superyacht) senilai Rp6,64 triliun.

Masih ada pula maskapai penerbangan pribadi dan koleksi kendaraan mewah yang sangat mahal, menurut laporan NDTV.

Di luar Qatar, keluarga ini mengendalikan portofolio aset luar negeri yang bernilai tinggi, mulai dari properti utama di London hingga peternakan kuda pejantan, kepentingan perbankan swasta, dan rumah mode Italia, Valentino.

Awal tahun ini, penguasa Qatar tersebut juga menjadi sorotan setelah menawarkan sebuah jet jumbo Boeing mewah senilai kurang lebih Rp6,64 triliun  kepada pemerintahan Trump untuk digunakan sebagai Air Force One sementara.

Kekayaan mereka menembus Rp 3.311,7 triliun.

Hermes: Tradisi pelana hingga Prahara Hukum (Prancis)

Kisah sukses Hermès tidak bermula dari panggung catwalk Paris, melainkan dari sebuah bengkel kerajinan tangan sederhana milik Thierry Hermès pada abad ke-19. Sebagai seorang pembuat harness (tali kekang kuda) dan pelana yang teliti, Thierry meletakkan dasar bagi apa yang kini menjadi simbol kemewahan tertinggi di dunia. Warisan keahlian tangan tersebut terus bertransformasi hingga melahirkan ikon mode global yang sangat didambakan, seperti tas Birkin dan Kelly yang legendaris.

Meskipun telah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham, Hermès tetap mempertahankan identitasnya sebagai bisnis keluarga. Keunikan merek ini terletak pada struktur kepemilikannya yang sangat rapat; sekitar 65% saham perusahaan masih berada di tangan keluarga pendiri. Hal ini kontras dengan banyak rumah mode mewah lainnya yang sering kali kehilangan kendali keluarga setelah melantai di bursa saham.

Kekuatan dinasti ini terbagi ke dalam tiga cabang besar yang saling berbagi warisan. Cabang Dumas saat ini memegang kendali paling signifikan dalam operasional perusahaan, dengan Axel Dumas menjabat sebagai CEO. Di sisi lain, cabang Puech dan Guerrand melengkapi silsilah besar ini dengan sifat yang cenderung tertutup dan menjaga privasi. Meskipun keluarga Puech memiliki profil yang serupa, mereka umumnya tidak terlibat dalam manajemen harian perusahaan dibandingkan dengan keluarga Dumas.

Namun, ketenangan internal keluarga baru-baru ini terusik oleh konflik hukum yang mengejutkan. Nicolas Puech, ahli waris generasi kelima, menarik perhatian dunia setelah mengajukan gugatan perdata terhadap taipan barang mewah Bernard Arnault dan grup LVMH, serta mantan manajer kekayaannya sendiri, Eric Freymond. Puech, yang dahulu merupakan salah satu pemegang saham individu terbesar, mengklaim bahwa ia telah kehilangan kepemilikan saham yang kini nilainya mencapai miliaran euro.(*)

BACA JUGA: 10 Orang Indonesia Terkaya 2025

Back to top button