OikosVeritas

Lima Penyakit Terbanyak di Indonesia pada Usia 40 Tahun ke Atas dan Penyebabnya

Di Indonesia, seiring bertambahnya usia harapan hidup, muncul pula ancaman serius dari Penyakit Tidak Menular (PTM) yang rentan menyerang kelompok usia 40 tahun ke atas. Penyakit-penyakit ini seringkali menjadi “pembunuh senyap” karena berkembang tanpa gejala yang jelas.

JERNIH – Memasuki usia 40 tahun, risiko seseorang untuk mengidap berbagai penyakit kronis cenderung meningkat. Hal ini terutama berlaku bagi penyakit tidak menular (PTM) yang sering kali berkaitan erat dengan gaya hidup dan proses penuaan alami tubuh.

Di Indonesia, berdasarkan data penyakit dengan klaim terbanyak dan yang rentan muncul pada kelompok usia ini, berikut lima penyakit yang patut diwaspadai oleh individu berusia 40 tahun ke atas:

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu PTM yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia di segala usia, termasuk kelompok 40 tahun ke atas. Sering dijuluki “pembunuh senyap” karena kerap tidak menimbulkan gejala yang jelas.

Alasan Umum:

Penuaan: Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah menjadi kurang elastis dan lebih kaku, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

 Gaya Hidup Tidak Sehat: Konsumsi garam berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol dapat memicu atau memperburuk hipertensi.

Riwayat Keluarga: Faktor genetik juga memainkan peran penting.

2. Diabetes Melitus Tipe 2 (Kencing Manis)

Diabetes Tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin) atau tidak memproduksi insulin yang cukup, menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Alasan Umum:

Obesitas dan Kelebihan Berat Badan: Penumpukan lemak tubuh, terutama di perut, sangat berkaitan dengan resistensi insulin.

Pola Makan Buruk: Tingginya konsumsi makanan dan minuman manis serta rendahnya serat dan nutrisi dapat membebani pankreas dan memicu resistensi insulin.

Kurang Gerak: Aktivitas fisik membantu sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang olahraga meningkatkan risiko.

Usia: Risiko diabetes meningkat setelah usia 45 tahun.

3. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Termasuk Stroke)

Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner dan stroke, sering kali merupakan komplikasi atau kelanjutan dari penyakit kronis lain yang tidak terkontrol.

 Alasan Umum:

Komplikasi Hipertensi dan Diabetes: Tekanan darah tinggi dan gula darah yang tidak terkontrol merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu, menyebabkan penyempitan, pengerasan, dan risiko penyumbatan (aterosklerosis).

Kolesterol Tinggi: Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi menumpuk di dinding pembuluh darah.

Merokok: Merokok merusak lapisan pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan.

Faktor Usia: Penuaan alami organ jantung dan pembuluh darah.

4. Osteoartritis (Radang Sendi)

Osteoartritis adalah bentuk radang sendi yang paling umum, yang terjadi ketika tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan di ujung tulang terkikis. Kondisi ini menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan.

 Alasan Umum:

Penuaan: Tulang rawan secara alami mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia, sering kali terlihat di atas usia 40 tahun.

Kelebihan Berat Badan: Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi penopang berat badan, seperti lutut dan pinggul, mempercepat keausan tulang rawan.

Cedera Sendi Sebelumnya: Kerusakan lama pada sendi.

5. Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Masalah Saluran Kemih Lainnya

Meskipun ISK dapat menyerang semua usia, risiko infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan masalah kandung kemih lainnya cenderung meningkat pada usia 40 tahun ke atas.

 Alasan Umum:

Perubahan Hormon pada Wanita: Bagi wanita, penipisan dinding vagina dan perubahan pH yang menyertai penuaan dapat meningkatkan kerentanan terhadap ISK.

 Pembesaran Prostat pada Pria: Pada pria, pembesaran prostat (BPH) yang umum terjadi di usia ini dapat menghambat aliran urine, yang meningkatkan risiko ISK dan pembentukan batu.

Dehidrasi dan Pola Makan: Kurangnya asupan cairan dan pola makan tertentu dapat memicu pembentukan batu ginjal.

Gangguan Fungsi Kandung Kemih: Kekuatan otot kandung kemih dapat menurun seiring usia.

Secara garis besar, peningkatan prevalensi penyakit-penyakit tersebut di Indonesia pada usia 40 tahun ke atas didorong oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan:

Faktor Usia (Degeneratif): Proses penuaan alami menyebabkan organ dan jaringan tubuh mengalami penurunan fungsi, seperti pembuluh darah yang kaku (risiko Hipertensi), tulang rawan yang aus (risiko Osteoartritis), dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

 Perubahan Gaya Hidup: Transisi epidemiologi di Indonesia menunjukkan pergeseran dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM). Gaya hidup modern yang dicirikan oleh:

Diet Tinggi Gula, Garam, dan Lemak: Memicu Diabetes, Hipertensi, dan Kolesterol tinggi.

Kurangnya Aktivitas Fisik (Sedentari): Memicu Obesitas, Diabetes, dan melemahnya jantung.

Kebiasaan Buruk: Merokok, stres kronis, dan konsumsi alkohol (berkaitan dengan hampir semua PTM).

 Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga: Riwayat penyakit kronis dalam keluarga meningkatkan kerentanan.

Mengingat PTM seringkali bersifat kronis dan memerlukan pengelolaan seumur hidup, langkah pencegahan melalui pemeriksaan kesehatan rutin (skrining) dan perubahan gaya hidup sehat menjadi sangat krusial di usia 40 tahun ke atas.(*)

BACA JUGA: Enam Penyakit yang Ditularkan Nyamuk dan Belum Ada Obatnya

Back to top button