Pandemi Covid-19 Sedang Berkembang Lebih Cepat dari Sebelumnya
Studi menunjukkan perlindungan kekebalan kawanan (herd immunity) tidak mungkin tercapai “dalam waktu dekat,” kata Michael Mina, seorang ahli epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
NEW YORK CITY—Pandemi covid-19 telah berkembang dengan semakin cepat di seluruh dunia, dengan hampir 700 ribu infeksi baru sepanjang pekan lalu. Patogen itu telah menemukan pijakan yang lebih besar di Amerika Latin dan negara-negara Teluk.
Selama ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 5,7 juta orang di seluruh dunia, menewaskan sedikitnya 357 ribu orang, sebagaimana data yang dikumpulkan The New York Times. Pada Kamis (28/5) lalu dunia melampaui ambang batas 5 juta kasus, setelah butuh hampir dua minggu untuk satu juta lebih infeksi yang terkonfirmasi.
Tapi setiap hari justru membawa penghitungan lebih suram. Hingga 20 Mei, hanya ada satu hari ketika dunia melihat terjadinya paling tidak 100.000 kasus baru. Sejak itu, bahkan peningkatan enam digit kasus per hari telah dilaporkan sebanyak empat kali, sebuah sinyal bahwa jangkauan virus masih memiliki efek merusak yang besar, sementara negara-negara dengan ekonomi paling kuat sudah berkhayal untuk segera melakukan re-opening.
Peningkatan kasus di beberapa negara dapat dikaitkan dengan peningkatan program pengujian. Namun, di negara lain, tampaknya virus baru tiba dengan cakupan luas dan kekuatan yang fatal.
Wabah telah meningkat terutama di Argentina, Brasil, Kolombia, Meksiko, dan Peru, dengan beban kasus berlipat ganda di beberapa negara setiap dua pekan. Pada Selasa lalu, WHO memperkirakan Amerika telah menjadi pusat baru pandemi.
Sementara, meskipun sejak awal banyak negara Timur Tengah berupaya untuk mencegah terjadinya bencana, pada saat pandemic menghancurkan Iran, belakangan sejumlah besar kasus marak di Kuwait, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Banyak negara kaya di dunia telah memperlambat penyebaran pandemi. Amerika Serikat, yang telah mencatat lebih dari 100 ribu kematian–lebih banyak dari negara lain, tingkat pertumbuhan pandemi kini telah stabil. Tetapi para ahli percaya bahwa kasusnya masih di bawah perhitungan, meskipun ada setidaknya 1,7 juta infeksi yang diketahui. Pembukaan kembali secara prematur di beberapa negara dapat menye-babkan timbulnya wabah baru.
Kasus-kasus baru menurun di Perancis, Italia, Spanyol dan Inggris, setelah wabah sempat membuat mereka menjadi negara dengan korban kematian tertinggi di dunia, dengan total lebih dari 126 ribu kematian.
Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa bahkan di beberapa kota yang paling parah di dunia, sebagian besar orang tetap rentan terhadap virus. Para peneliti mengatakan, ada kemungkinan bahwa persentase orang yang telah terinfeksi sejauh ini masih dalam satu digit.
Studi menunjukkan perlindungan kekebalan kawanan (herd immunity) tidak mungkin tercapai “dalam waktu dekat,” kata Michael Mina, seorang ahli epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
“Kami tidak memiliki cara yang baik untuk membangun (kekebalan) dengan aman,” kata Dr Mina. “ Dan jujur, tidak dalam jangka pendek.” [The New York Times]