Felix menyatakan, pada umumnya warga Rusia di Bali mengaku kaget dengan serangan militer Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022 yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin diklaim sebagai “operasi militer khusus” untuk “demiliterisasi” negara tetangganya tersebut. Dunia internasional melihat klaim itu tidak beralasan dan hanya merupakan kedok Putin untuk menjustifikasi perang yang oleh para pakar disebut sejatinya tidak ada yang memprovokasi.
JERNIH– Warga Rusia di Bali mengalami kesulitan melakukan transaksi setelah perusahaan pembayaran dunia Visa dan Mastercard memblokir layanan mereka bagi warga Negara Beruang Merah itu sebagai respons atas invasi militer Kremlin ke Ukraina.
Felix Demin, pengusaha Rusia yang kini tinggal di Bali, mengaku tidak bisa memperpanjang langganan layanan Apple di iPhonenya setelah pembayarannya di App Store diblokir Apple. Felix menggunakan kartu kredit berlogo Mastercard, salah satu layanan kartu kredit yang menghentikan layanannya untuk warga Rusia.
“Akun saya mendadak tidak bisa memperpanjang langganannya karena pemblokiran tersebut,” kata Felix kepada BenarNews melalui telepon. Menurut pengusaha akomodasi dan hiburan ini, hal serupa juga terjadi pada setidaknya 20 warga Rusia lain di Bali yang dia kenal.
Felix menyatakan, pada umumnya warga Rusia di Bali mengaku kaget dengan serangan militer Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022 yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin diklaim sebagai “operasi militer khusus” untuk “demiliterisasi” negara tetangganya tersebut. Dunia internasional melihat klaim itu tidak beralasan dan hanya merupakan kedok Putin untuk menjustifikasi perang yang oleh para pakar disebut sejatinya tidak ada yang memprovokasi.
“Ini seperti mimpi buruk. Tidak ada yang mendukung perang di sini,” tegasnya. Apalagi, katanya, sebagian warga Rusia juga memiliki keluarga di Ukraina, sebagaimana dia sendiri.
Ribuan orang Rusia, termasuk wisatawan, terdampar di luar negeri setelah banyak negara menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia sebagai sanksi atas kebrutalan Putin, sementara Rusia membalas dengan melarang banyak maskapai asing terbang.
Visa dan Mastercard menambah daftar perusahaan internasional yang menangguhkan kegiatan di Rusia sebagai balasan atas invasi militer Putin ke Ukraina dengan mengisolasi ekonomi Rusia.
Visa dan Mastercard mengatakan bahwa setiap transaksi dengan kartu yang dikeluarkan di Rusia tidak lagi berfungsi di luar negeri mulai 10 Maret.
Kartu yang dikeluarkan oleh bank domestik akan terus berfungsi di Rusia menggunakan sistem pembayarannya. American Express menyusul saingannya itu dengan menangguhkan operasi di Rusia dan Belarus, negara sekutu Putin.
Bank sentral Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa bank lokal akan menggunakan sistem pembayaran UnionPay China sebagai gantinya, demikian laporan media.
UnionPay, yang merupakan milik pemerintah, adalah penyedia sebagian besar pembayaran kartu di Cina dan beroperasi di 180 negara dan wilayah, termasuk Rusia.
Menurut kantor imigrasi Indonesia, ada lebih dari 2.700 warga negara Rusia, dan 554 warga Ukraina tinggal di Bali.
Selain Felix, warga Rusia yang mengalami hal serupa adalah Konstantin Ivanov. Turis berusia 27 tahun di Bali itu tidak bisa menarik uang tunai karena rekening banknya diblokir. “Ini jadi masalah besar bagi kami. Sepertinya akun kami telah dibekukan dan kami tidak bisa menggunakannya sama sekali,” kata Ivanov kepada Reuters.
Anna Pomarina, seorang pengusaha Rusia yang tinggal di Indonesia, juga mengalami kesulitan penerima pembayaran dari Rusia. “Saya sekarang juga kesulitan uang karena semua klien saya di Rusia. Mereka tidak bisa transfer uang sekarang ke sini dan kemana pun. Ini gila!” kata Anna di Bali, seperti dikutip VOI.id.
“Teman-teman Rusia di sini sudah mengambil semua uang tunai di ATM sebelum 10 Maret. Karena mereka tahu setelah 10 Maret rekening mereka ditutup,” kata Anna, yang sudah 5 tahun berada di Jakarta lalu pindah hunian ke Bali sejak pandemi COVID-19.
Menteri Pariwisata dan Kreatif Ekonomi Sandiaga Uno mengatakan pemerintah akan membantu warga Rusia yang terdampak masalah pembayaran dan juga warga negara Ukraina. “Kita akan membantu jika mereka membutuhkan fasilitasi. Pihak Kedubes Rusia di Indonesia telah menyiapkan langkah–langkah dan telah menghadirkan kemudahan bagi warga negara Rusia,” ujarnya kepada wartawan.
“Demikian juga Kedubes Ukraina, untuk memudahkan warga Ukraina,” kata Sandiaga.
Buka rekening Indonesia
Menurut Felix, kesulitan pembayaran juga dialami pacarnya yang baru tiba di Bali pada pekan lalu. Begitu tiba di Bali, kartu kredit dan debit milik pacarnya sama sekali tidak bisa dipakai. “Saya yakin ini jadi masalah semua warga Rusia di Bali saat ini,” ujarnya.
Akibat pemblokiran itu, Felix menambahkan, warga Rusia pun mulai membuka rekening di bank Indonesia. Dia sendiri, misalnya, sebelumnya sudah membuka tiga rekening untuk keperluan bisnisnya
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengatakan jumlah wisatawan Rusia di Bali tidak banyak sehingga dampaknya terhadap ekonomi relatif terbatas. “Demikian pula dampak terkait pariwisata juga relatif terbatas, karena wisatawan mancanegara yang mulai meningkat di tahun 2022 terutama berasal dari Australia,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pangsa penanaman modal asing Rusia di Bali sekitar 4,95%, terutama di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran.
Investasi Rusia di Bali pada tahun 2021 mencapai sebesar US$22,4 juta, ujarnya.
Walaupun menurut Trisno jumlah wisatawan Rusia di Bali tidak banyak, Felix melihat saat ini makin banyak warga Rusia tinggal di Bali. Jumlah mereka semakin banyak selama pandemi COVID-19, karena banyak warga Rusia yang justru ke Bali selama terjadi pandemi, akunya. “Karena mereka tahu bisa hidup lebih mudah di sini selama terjadi pandemi,” ujar Felix.
Sejak agresi militer Putin ke Ukraina, Felix mendapatkan kabar dari temannya yang bekerja di agen perjalanan bahwa jumlah warga Rusia ke Bali naik lima kali lipat.
“Orang Rusia cinta Bali karena mereka tahu Bali juga cinta damai,”kata dia. [BenarNews]