Jakarta – Pernahkah Anda menghitung berapa kali dalam satu jam menggosok mata atau hidung. Tanpa kita sadari sebenarnya, orang kebanyakan memegang hidung dan mata sebanyak dua kali setiap satu menit.
“Coba deh perhatikan, orang sering memegang Daerah T, yaitu mata dan hidung setiap menit. Pasti minimal dua kali, dan lebih,” kata Achmad Yurianto, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, pada temu media di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin (10/02/2020).
Karena itu, Ahmad Yurianto mengingatkan, tangan menjadi tempat berkumpulnya kuman. Sehingga akan rentan menjadi media untuk berpindahnya kuman atau virus ke dalam tubuh.
“Kalau orang tidak melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) seperti cuci tangan setelah berpergian, sebelum makan, dan lainnya, agar tetap higienis, virus dengan cepat perpindahan dari satu tempat ke tempat lain,” katanya.
Achmad melanjutkan, penularan virus akan terjadi jika terdapat sumber confirm yang positif terkena virus tersebut. Ini juga yang terjadi pada penularan virus corona (2019-nCoV). “Sepanjang tidak ada yang confirm positif, ya enggak mungkin ada penularan. Mau penularan dari mana,” ujar Achmad.
Masih menurutnya, penularan akan masuk melalui saluran nafas dan masuk dalam selaput mukosa hidung. “Yang harus diajarkan kepada orang itu etika batuk, karena ketika mereka batuk dan pilek itu pakai masker,” tambahnya. Batuk dan pilek perlu dilakukan secara etika yang benar agar tidak menular kepada orang lain.
Yang sering terjadi adalah bersin tanpa menutup mulut dan hidung dengan masker, tisu atau sapu tangan. Orang hanya menggunakan penutup dengan tangannya. “Transfer droplet itu lewat tangan. Misal, di kendaraan umum enggak pake masker, batuk dan dipegang tangan, terus turun dari angkutan umum, kemudian saya pegang bekas yang dia pegang tadi itu nanti tertular. Kemudian saya dikasih gorengan dan makan, akhirnya sukses tertular. Karena virus tersebut sudah masuk dalam tubuh. Itu lah yang dimaksud pentingnya cuci tangan sebelum makan,” paparnya. [Zin]
